WeLcome to my Blog

Minggu, 03 Juli 2011

Investasi Jangka Panjang

PENDAHULUAN

Investasi dalam sekuritas seperti obligasi dan saham adalah merupakan salah satu alternative penanaman dana. Apabila perusahaan mempunyai kelebihan dana, maka manajemen yang efisien tidak akan membiarkan dana tersebut menganggur.

Dana dapat ditanam dalam berbagai bentuk, misalnya ditanam dalam aktiva – aktiva tertentu yang harganya cenderung naik seperti tanah atau emas. Dana dapat juga ditanam dalam bentuk deposito berjangka di bank yang akan menghasilkan bunga. Selain itu, dapat juga ditanamkan dalam bentuk obligasi atau saham yang diterbitkan oleh berbagai perusahaan.

Pemilihan investasi mana yang baik adalah tugas manajemen untuk mempertimbangkannya. Dalam laporan ini, akan dibahas salah satu bentuk investasi yang lazim dilakukan perusahaan, yaitu investasi dalam obligasi dan saham. Investasi jangka panjang biasanya dimaksudkan untuk dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau lebih dari satu siklus normal operasi perusahaan. Oleh karena itu, investasi jangka panjang bukan merupakan sumber dana yang cepat.

A. DEFINISI INVESTASI JANGKA PANJANG

Jika pembelian saham atau obligasi tidak hanya sekedar memanfaatkan uang yang menganggur (idle money), tetapi mempunyai tujuan yang lebih penting untuk masa depan perusahaan, maka penanaman modal ini akan dicatat sebagai investasi jangka panjang (long term investment).

Penanaman atau investasi jangka panjang adalah investasi yang dilakukan dalam jangka beberapa tahun dengan tujuan – tujuan tertentu. Tujuan investasi jangka panjang antara lain adalah sebagai berikut :

1. untuk menjaga atau membina hubungan antarperusahaan

2. untuk mengawasi atau mengontrol perusahaan lain

3. untuk mendapatkan tambahan pendapatan yang tetap setiap periode

4. untuk membentuk dana khusus, misalnya untuk perluasan perusahaan atau pembelian mesin – mesin baru.

Investasi jangka panjang dapat dilakukan perusahaan dalam bentuk obligasi dan saham. Apabila diperbandingkan, kedua bentuk investasi tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Investasi jangka panjang dalam obligasi memberikan jaminan yang pasti atas penerimaan bunga selama kurun waktu tertentu. Bila tingkat bunga di pasaran menurun, bunga obligasi tetap tidak berubah karena tingkat bunga dipasaran menurun, bunga obligasi tetap tidak berubah karena tingkat bunganya telah ditetapkan dalam perjanjian.

Di pihak lain, investasi jangka panjang dalam saham akan memberikan penghasilan yang telah tinggi dari pada tingkat bunga obligasi, jika perusahaan mendapat keuntungan yang tinggi. Selain itu, investasi dalam saham juga memberikan hak suara sebagai pemilik yang berarti turut menentukan kebijakan perusahaan. Dalam uraian berikut akan dijelaskan akuntansi untuk investasi jangka panjang dalam obligasi maupun saham.

B. AKUNTANSI INVESTASI OBLIGASI

Dalam uraian berikut akan dibahas akuntansi untuk obligasi ditinjau dari sudut investor. Masalah-masalah akuntansi yang dibahas meliputi penentuan harga perolehan investasi dan pencatatannya, perlakuan terhadap diskonto dan premi obligasi, pencatatan piutang bunga obligasi, dan penjualan obligasi.

1. Pembelian Obligasi

Investasi dalam obligasi pada umumnya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam jangka panjang. Obligasi yang dibeli perusahaan sebagai investasi jangka panjang, dicatat sebesar harga perolehannya. Harga perolahan meliputi harga beli obligasi ditambah komisi perantara, pajak, dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pembelian obligasi.

Seperti halnya dalam investasi sementara, apabila obligasi dibeli antara dua tanggal bunga, maka bunga berjalan atas obligasi sejak tanggal bunga yang terakhir, harus dibayar lebih dulu oleh investor. Harga yang harus dibayar untuk suatu obligasi akan tergantung pada tingkat bunga pasar yang berlaku pada tanggal pembelian obligasi. Tingkat bunga pasar tersebut akan menentukan kurs obligasi di pasaran. Oleh karena tingkat bunga pasar seringkali berubah-berubah, maka kurs obligasi juga berubah-ubah. Perbedaan harga perolehan obligasi dengan nilai nominal obligasi menyebabkan tejadinya premi atau diskonto obligasi.

Sebagai contoh, misalkan pada tanggal 1 juni 1991, PT Merpati membeli 100 lembar obligasi PT Lamu yang bernilai nominal Rp1.00 per lembar, dengan kurs 97 ditambah bunga berjalan, dan komisi perantara sebesar Rp. 800. Tingkat bunga obligasi adalah 9%, dengan tanggal bunga 30 Juni dan 31 desember. Tanggal jatuh obligasi adalah 31 desember 1995.

Harga kurs obligasi (Rp100.000 X 97/100)…………… Rp 97.000

Komisi Perantara…………………………………………... Rp 800

Harga perolehan obligasi ………………………………….. Rp 97.800

Bunga berjalan 5 bulan (Rp100.000 X 9% X 5/12)……... Rp 3.750

Jumlah yang harus dibayar…………………………………..Rp101.550

Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat transaksi pembelian obligasi di atas adalah sebagai berikut :

1991

Juni 1 Investasi dalam obligasi Rp. 97.800

Piutang bunga obligasi Rp. 3.750

Kas Rp. 101.550

( Untuk mencatat pembelian 100 lembar obligasi PT Lawu, 9% )

Dari jurnal di atas terlihat bahwa pembelian obligasi dicatat dalam rekening Investasi dalam obligasi sebesar harga perolehannya. Meskipun harga perolehan lebih rendah dari nilai nominal obligasi, perusahaan (Investor) tidak menggunakan rekening diskonto. Premi atau diskonto sudah tercakup dalam rekening Investasi dalam Obligasi (begitu pula komisi perantara dan biaya lainnya) sehingga rekening ini pada mula terjadinya selalu menunujukkan harga perolehan obligasi. Dalam transaksi di atas PT Merapi juga membayar bunga berjalan selama 5 bulan (Rp. 3.750) yaitu bunga sejak tanggal bunga terakhir (31 desember1990) hingga tanggal transaksi pembeliaan obligasi (1 Juni 1991). Bunga berjalan tersebut didebetkan ke rekening Piutang Bunga Obligasi karena PT Merapi akan menerima pengembalian bunga tersebut pada tanggal bunga berikutnya yaitu tanggal 30 Juni 1991

2. Penerimaan Bunga Obligasi

Pada tanggal 30 juni 1991, PT Merpati menerima pembayaran bunga untuk 6 bulan dari PT Lawu yaitu Rp. 4.500 (Rp100.000 x 9% x 6/12). Pada saat itu PT Merapi juga mendebet rekening investasi dalam Obligasi untuk mengamortisasi diskonto. Seperti telah disebutkan di atas, pada waktu obligasi dibeli, perusahaan (investor) tidak mendebet diskonto ke rekening khusus dan invenstasi dicatat dalam rekening investasi dalam obligasi sebesar harga perolehannya yaitu Rp. 97.800. Pada tanggal jatuh obligasi (31 Desember tahun 1995), PT Merapi akan menerima pelunasan dari PT Lawu sebesar Rp. 100.000. ini berarti bahwa dalam transaksi pembelian obligasi tersebut PT Merapi akan memperoleh keuntungan berupa diskonto sebesar Rp. 2.200 (Rp. 100.000 – Rp. 97.800). Keuntungan ini harus diakui secara adil selama periode pemilikan obligasi melalui proses amortisasi. Perhitungan amortisasinya adalah sebagai berikut :

Text Box:        Jumlah Diskonto (Rp. 100.000 – Rp. Rp. 97.800) ………….   Rp. 2.200        Jangka Waktu Obligasi sejak Tanggal Pembelian        Sampai Tanggal Jatuh (1 Juni 1991 s/d 31     Desember 1995) ………………………………………..    55 bulan        Amortisasi per Bulan (Rp. 2.200 : 55) ………………………   Rp.     40


Perhitungan di atas dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus. amortisasi ini dapat juga dilakukan dengan menggunakan metoda bunga efektif. Pemilihan metoda garis lurus dalam contoh di atas dilakukan dengan pertimbangan bahwa jumlah amortisasi tidak begitu besar.

Jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan bunga adalah sebagai berikut :

1991

Juni 30 Kas Rp. 4.500

Piutang Bunga Rp. 3.750

Pendapatan Bunga Rp. 750

(Untuk mencatat pendapatan bunga 1 bulan

Dan pengambilan bunga berjalan)

Juni 30 Investasi dalam Obligasi Rp. 40

Pendapatan Bunga Rp. 40

(Untuk mencatat amortisasi diskonto selama 1 bulan)

Kedua jurnal di atas dapat juga digabung menjadi satu ayat jurnal sebagai berikut :

1991

Juni 30 Kas ………………………………… Rp. 4.500

Investasi dalam Obligasi …………Rp. 40

Piutang Bunga ………………… Rp. 3.750

Pendapatan Bunga…………….. Rp. 790

Piutang Bunga ………………… 790,00

(Untuk mencatat penerimaan bunga tengah tahunan

Dan amortisasi diskonto satu bulan)

Pada tanggal 31 Desember 1991. PT Merapi akan menerima bunga Tengah tahunan berikutnya sebesar Rp. 4.500. Pada saat yang sama PT Merapi juga akan melakukan amortisasi diskonto untuk 6 bulan atau Rp. 240 (Rp. 40 x 6). Jurnal untuk mencatat kedua hal tersebut adalah sebagai berikut :

1991

Juni 31 Kas Rp. 4.500

Investasi dalam Obligasi Rp. 240

Pendapatan Bunga Rp. 4.740

(Untuk mencatat penerima bunga tengah tahunan dan amortisasi diskonto)

Amortisasi diskonto yang dilakukan terus-menerus setiap tanggal bunga akan menyebabkan saldo rekening Diskonto dalam Obligasi terus bertambah. Saldo tersebut menunjukan nilai buku rekening investasi dalam Obligasi. Untuk mendapat gambaran mengenai amortisasi dan nilai buku selama masa pemilikan obligasi, perusahaan dapat menyusun tabel seperti halaman berikut :

3. Penerimaan Pelunasan Obligasi pada Tanggal Jatuh

Seandainya obligasi PT Lawu dimiliki oleh PT Merapi sampai tanggal jatuhnya, maka PT Merapi akan menerima pelunasan sebesar nilai nominal obligasi, yaitu Rp. 100.000. Jurnal untuk mencatat penerimaan pelunasan obligasi pada tanggal jatuhnya adalah sebagai berikut :

1995

Des 31 Kas Rp. 100.000

Investasi dalam Obligasi Rp. 100.000

(Untuk mencatat penerimaan pelunasan obligasi pada tanggal jatuh)

Pada saat PT Merapi menerima pelunasan Obligasi dari PT Lawu, saldo rekening investasi dalam obligasi (setelah dilakukan pencatatan amortisasi diskonto yang ke-55) akan menunjukkan jumlah Rp. 100.000 (lihat tabel di bawah). Dengan adanya pengkreditan atas rekening tersebut sebesar Rp. 100.000 seperti terlihat dalam jurnal di atas, maka rekening investasi dalam obligasi akan bersaldo nol. Dengan demikian berakhirlah investasi jangka panjang dalam obligasi tersebut.

Tabel 1. Rekening Investasi dalam Obligasi dengan Amortisasi Diskonto

Saldo Awal

Saldo Akhir

Investasi

Amortisasi

Investasi

Tanggal

dalam Obligasi

Diskonto

dalam Obligasi

30/06/91

31/12/91

30/06/92

31/12/92

30/06/93

31/12/93

30/06/94

31/12/94

30/06/95

31/12/95

Rp. 97.800

97.840

98.080

98.320

98.560

98.800

99.040

99.280

99.520

99.760

Rp. 40

240

240

240

240

240

240

240

240

240




Rp. 2.200

Rp. 97.840

98.080

98.320

98.560

98.800

99.040

99.280

99.520

99.760

100.000

4. Pembelian Obligasi dengan Premi

Apabila obligasi dibeli dengan harga lebih tinggi dari pada nilai nominalnya, maka timbul premi obligasi. Prosedur akuntansinnya sebagian besar hampir sama dengan prosedur yang telah dibahas di atas, kecuali untuk pencatatan premi obligasi dan amortisasinya .

Investasi dicatat pada rekening Investasi dalam obligasi sebesar harga perolehannya, dan premi diamortisasi selama jangka waktu Obligasi. Amortisasi premi dicatat dengan mengkredit rekening Investasi dalam Obligasi, sedangkan pendebetannya akan mengurangi pendapatan bunga pada periode yang bersangkutan. Oleh karena jurnal amortisasi ini dilakukan secara periodik, maka nilai buku rekening Investasi dalam Obligasi akan terus-menerus berkurang, dan pada tanggal jatuh obligasi saldonya akan sama dengan nilai nominal obligasi.

Sebagai contoh misalkan pada tanggal 1 juni 1991, PT Merapi membeli 200 lembar obligasi PT Semeru yang bernilai nominal Rp1.000 per lembar dengan kurs 102 ditambah bunga berjalan. Komisi perantara dalam pembelian obligasi ini adalah Rp. 1.160. Tingkat bunga obligasi adalah 15 % yang pembayarannya dilakukan setiap tanggal 30 Juni dan 31 Desember. Tanggal jatuh obligasi adalah 31 Desember 1994.


Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian obligasi pada tanggal 1 Juni 1991 adalah sebagai berikut :

1991

Juni 1 Investasi dalam Obligasi Rp. 205.160

Piutang Bunga Obligasi Rp. 12.500

Kas Rp. 217.660

(Untuk mencatat pembelian 200 lembar obligasi PT Semeru,

nominal @ Rp. 1.000, Bunga 15 %, dengan kurs 102)

Amortisasi premi dilakukan bersamaan dengan pencatatan penerimaan bunga pada setiap tanggal bunga. Untuk itu perlu dihitung besarnya amortisasi per bulan dengan cara sebagai berikut:

Premi obligasi (Rp.205.160-Rp.200.000).............................................. Rp. 5.160

Jangka waktu obligasi sejak juni 1991 sampai 31 desember 1994....... 43 bulan

Amartosi premi obligasi per bulan (Rp.5.160 : 43 ).............................. Rp. 120

Jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan bunga dan amartosi premi pada tanggal 30 juni 1991 dapat dilakukan dengan dua ayat jurnal terpisah sebagai berikut:

1991

Juni 30 Kas Rp. 15.000

Piutang bunga obligasi Rp. 12.500

Pendapatan bunga obligasi Rp. 2.500

(untuk mencatat bunga obligasi)

30 Pendapatan bunga obligasi Rp. 120

Investasi dalam obligasi Rp. 120

(untuk mencatat amortisasi premi obligasi selama 1 bulan)

Pada tanggal 31 desember 1991, PT Merapi menerima pembayaran bunga untuk peride 6 bulan dan pada saat yang sama melakukan amortisasi premi untuk periode yang sama. Jurnal untuk mencatat kedua hal tersebut dapat dilakukan dengan dua jurnal di atas, atau dapat pula dibuat jurnal gabungan sebagai berikut:

1991

Des. 31 Kas Rp. 15.000

Investasi dalam obligasi Rp. 720

Pendapatan bunga obligasi Rp. 14.280

(untuk mencatat penerimaan bunga dan amortisasi premi selama 6 bulan)

Jurnal yang dibuat setiap tanggal bunga sampai dengan tanggal jatuh obligasi. Dengan adanya pengkreditan pada rekening investasi dalam obligasi yang dilakukan setiap kali perusahaan melakukan amortisasi premi, maka saldo rekening tersebut akan menjadi semakin menurun dan akhirnya akan sama dengan nominal obligasi, seperti nampak dalam tabel berikut ini:

Tabel 2. Rekening Investasi dalam Obligasi dengan Amortisasi Premi

Saldo awal Saldo akhir

Investasi Amortisasi investasi

Tanggal dalam obligasi Premi dalam obligasi

30/6/91 Rp 205.160 Rp. 120 Rp. 205.040

31/12/91 205.040 720 204.320

30/6/92 204.320 720 203.600

31/12/92 203.600 720 202.880

30/6/93 202.880 720 202.160

31/12/93 202.160 720 201.440

30/6/94 201.440 720 200.720

31/12/94 200.720 720 200.000

5. Penjualan Obligasi Sebelum Tanggal Jatuh

Obligasi yang dimiliki perusahaan untuk investasi jangka panjang mungkin dijual sebelum jatuh obligasi tersebut. Apabila penjualan terjadi, maka rekening kas didebet sebesar jumlah kas yang diterima dan rekening investasi dalam obligasi dikredit sebesar nilai buku investasi pada saat penjualan terjadi. Selisih antara jumlah kas yang diterima dengan nilai buku obligasi merupakan laba atau rugi penjualan obligasi. Apabila penjualan dilakukan di antara dua tanggal bunga, maka penjual akan menaerima bunga berjalan untuk periode sejak tanggal bunga terakhir sampai tanggal penjualan.

Nilai buku obligasi pada tangga 1 oktober 1991 adalah sebagai berikut:

Pehitungan laba rugi penjualan obligasi dilakukan dengan memperbandingkan hasil penjualan bersih dengan membandingkan hasil penjualan bersih dengan nilai buku obligasi pada tanggal penjualan:

harga jual obligasi................................................ Rp. 203.000

nilai buku obligasi pada tanggal penjualan........... 201.000

laba penjualan obligasi.........................................Rp. 1.200

Jurnal yang harus di buat untuk mencatat transaksi penjulan obligasi pada tanggal 1 oktober 1993 adalah sebagai berikut:

1993

Okt. 1 Kas Rp. 210.500

Investasi dalam obligasi Rp. 201.800

Pendapatan bunga obligasi Rp. 7.500

Laba penjualan investasi Rp. 1.200

(untuk mencatat penjualan obligasi PT Semeru)

Dalam transaksi di atas, kas yang diterima sebesar Rp.210.500 terdiri atas hasil penjualan obligasi Rp.203.000 ditambah bunga berjalan sebesar Rp.7.500. bunga berjalan tidak mempengahi perhitungan laba atau rugi penjualan, akan tetapi merupakan pendapatan yang langsung dibayar oleh pembeli obligasi.

C. AKUNTANSI INVESTASI SAHAM

Seperti halnya obligasi, investasi jangka panjang dalam saham juga dicatat sebesar harga perolehannya. Namun akuntansi untuk investasi dalam saham setelah dibeli, akan sangat tergantung pada sampai seberapa jauh perusahaan investor akan dapat mempengaruhi kebijakan operasi dan keuangan perusahaan penerbit saham. Salah satu faktor yang menentukan investor mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi adalah persentase pemilikan saham dalam perusahaan.

Ditinjau dari jumlah saham yang dimiliki, metode pencatatan dan hubungan antara perusahaan investor (induk) dan perusahaan anak (Investee) dibedakan menjadi tiga macam :

Tabel 3. Persentase Pemilikan Saham

Persentase Pemilikan

Hubungan dengan Investee

Metode Pencatatan

Kurang dari 20%

Tidak dapat melakukan kontrol

Metode harga perolehan

20% - 50%

Dapat melakukan sebagian kontrol

Metode equity

Lebih dari 50%

Dapat melakukan kontrol secara penuh

Metode equity dan dibuat laporan keuangan konsolidasi antara perusahaan induk dan perusahaan anak

Tabel 4. Metode Akuntasi untuk Investasi Saham

METODE AKUNTANSI

TINGKAT PENGARUH DAN STATUS PEMILIKAN

Metode harga perolehan

Metode Equity

Investor tidak memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perusahaan.

Biasanya pemilikan saham kurang dari 20% dari seluruh saham penjualan.

Ivestor memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perusahaan.

Biasanya pemilikan saham berjumlah 20% atau lebih dari seluruh saham perusahaan.

1. Metode Harga Perolehan

Metode harga perolehan untuk akuntansi investasi jangka panjang dalam saham digunakan apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam saham perusahaan penerbit saham. Dalam metode harga perolehan ini, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat sebesar harga perolehannya, dan dividen sebagai pendapatan pada saat diumumkan oleh dewan komisaris perusahaan penerbit saham.

Transaksi-transaksi yang umumnya dijumpai dalam akuntansi untuk investasi jangka panjang meliputi:

  1. pembeliaan saham
  2. penerimaan deviden
  3. penjualan saham

Untuk memberikan gambaran mengenai akuntansi untuk investasi jangka panjang dalam saham dengan menggunakan metode harga perolehan, dimisalkan pada tanggal 5 maret 1991, PT Merapi membeli saham PT Muria dengan harga Rp.14 per lembar sebagai investasi jangka panjang. Biaya komisi sementara dalam transaksi tersebut adalah Rp. 400. saham PT Muria sebanyak 5.000 lembar yang dibeli oleh PT Muria yang beredar.

a. Pembelian Investasi Saham

Jurnal untuk mencatat pembeliaan saham adalah sebagai berikut:

1991

Maret 5 Investasi dalam saham Rp. 70.400

Kas Rp. 70.400

(untuk mencatat pembeliaan 5.000 lembar saham PT

Muria @ Rp. 14.000 di tambah komisi perantara Rp. 400)

b. Penerimaan Deviden

Pada tanggal 18 november 1991, Dewan Komisaris PT Muria mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp. 1,20 per saham kepada para pemegang saham yang terdaftar pada tanggal 1 desember. Dividen tersebut akan dibayar pada tanggal 1 januari 1992. dalam metoda harga perolehan, pengumuman pembagian dividen oleh perusahaan penerbit saham akan diakui sebagai pendapatan oleh investor. Jurnal untuk mencatat pengumuman pembagian dividen adalah sebagai berikut:

1991

Nov. 18 Piutang Dividen Rp. 6.000

Pendapatan Dividen Rp. 6.000

(untuk mencatat pengumuman pembagian dividen

atas saham PT Muria)

Pendapatan dividen dicatat pada tanggal 18 november, yaitu tanggal pengumuman oleh perusahaan penerbit saham. Pada tanggal 1 januari 1992, yaitu tanggal penerimaan deviden, PT Merapi akan mencatat penerimaan deviden tersebut dengan mendebet rekening kas dan mengkredit rekening Piutang Dividen.

c. Penilaian dengan Metoda Trendah diantara Harga Perolehan dan Harga Pasar

Apabila perusahaan menggunakan metoda harga perolehan dalam akuntansi untuk investasi jangka panjang, maka pada akhir tahun perusahaan harus menerapkan metoda terendah diantara harga perolehan dan harga pasar dengan cara yang sama seperti halnya untuk investasi sementara. Total harga perolehan harus dibandingkan dengan total harga pasar seluruh saham yang dimiliki perusahaan. Apabila total harga pasar lebih rendah dari pada total harga perolehan, maka investasi harus dilaporkan dalam neraca dengan harga yang lebih rendah (harga pasar).

Dalam contoh diatas PT. Merapi hanya memiliki satu jenis saham yaitu saham PT. Muria sebanyak 5000lembar dengan harga perolehan Rp 70.400. Seandainya pada tanggal 31 Desember 1991 harga saham PT. Muria adalah Rp13,50 per lembar, maka total harga pasarnya adalah Rp 67.500 (5.000 lembar x Rp13,50) atau Rp 2.900 lebih rendah dari pada harga perolehan. Jurnal penyesuaian untuk mencatat penurunan dalam harga pasar saham adalah sebagai berikut :

1991

Des.31 Rugi Investasi Jangka Panjang belum direalisasi Rp. 2.900

Cad Penurunan Nilai Investasi Jangka Panjang Rp. 2.900

(Untuk mencatat pengurangan investasi jangka

panjang menjadi sebesar harga pasarnya)

Investasi jangka panjang harus dilaporkan dalam neraca PT. Merapi dengan cara sebagai berikut :

Investasi Jangka Panjang:

Investasi dalam Saham Rp 70.400

Kurangi:

Cadangan Penurunan Nilai Investasi Jangka Panjang 2.900

Rp 67.500

Kerugian yang belum direalisasi merupakan rekening kontra modal yang harus dilaporkan dalam neraca PT. Merapi pada bagian modal seperti nampak dibawah ini

Modal:

Saham Biasa…………………………………………………..Rp 600.000

Laba ditahan………………………………………………..…Rp 320.000

Jumlah……………………………………………………..….Rp 920.000

Kurangi:

Rugi Investasi Jangka Panjang Belum direalisasi……………. Rp 2.900

Jumlah Modal……………………………………………………….Rp 917.000

Seperti halnya dalam investasi sementara, apabila terjadi kenaikan harga pasar pada periode berikutnya, maka pembatalan kerugian investasi dapat dilakukan dengan catatan tidak melebihi jumlah kerugian belum direalisasi yang telah dicatat pada periode sebelumnya.

d. Penjualan Investasi Saham (Metoda Harga Perolehan)

Apabila investasi jangka panjang dalam saham dan pencatatannya diselenggarakan dengan metoda harga perolehan dijual, maka selisih antara jumlah hasil penjualan dengan harga perolehan saham yang dijual harus dicatat sebagai laba atau rugi. Laba atau rugi penjualan saham tersebut dilaporkan dalam laporan rugi-laba. Sebagai contoh, misalkan pada tanggal 1 Februari 1992, PT.Merapi menjual 2.500 lembar saham PT. Muria yang dimilikinya dengan harga seluruhnya Rp 34.000 (setelah dikurangi komisi dan biaya lainnya). Jurnal untuk mencatat transaksi diatas adalah sebagai berikut :

1992

Feb. 1 Kas Rp. 34.000

Rugi Penjualan Investasi Rp. 1.200

Investasi dalam Saham Rp. 35.200

(Untuk mencatat penjualan 2500 lembar saham PT.Muria)

Rekening Investasi dalam saham dikredit sebesar Rp 35.200 karena yang dijual hanya 2.500 lembar dari 5.000 lembar saham PT. Muria yang dimilikinya. Dengan demikian harga perolehan 2.500 lembar saham yang dijual adalah Rp 70.400 x 2.500/5.000 = Rp 35.200

2. Metoda Equity

Metoda equity dalam akuntansi investasi jangka panjang harus digunakan apabila investor mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perusahaan penerbit saham. Seperti telah dikemukakan di atas, investor mempunyai pengaruh yang cukup besar apabila memiliki saham 20% atau lebih dari keseluruhan saham yang diterbitkan oleh perusahaan penerbit saham.

Dalam metoda equity, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat sebesar harga perolehannya, seperti halnya dalam metoda harga perolehan. Perbedaan antara kedua metoda tersebut adalah bahwa investor yang menggunakan metoda equity

1) Memperhitungkan laba bersih yang diperoleh perusahaan penerbit saham dalam rekening investasinya

2) Dividen yang diterima dari perusahaan penerbit investasi dipandang sebagai pengurangan atas investasinya.

Hal tersebut dilakukan oleh investor dengan cara sebagai berikut :

1. Investor mencatat bagian laba bersih periodik perusahaan penerbit saham yang menjadi haknya sebagai kenaikan dalam rekening investasinya sebagai pendapatan pada periode yang bersangkutan. Sebaliknya apabila penerbit saham pada suatu periode mengalami kerugian, maka investor akan mencatat bagian kerugian perusahaan penerbit saham sebagai pengurangan dalam rekening investasinya dan sebagai rugi dalam periode yang bersangkutan.

2. Investor akan mencatat penerimaan dividen tunai atau dividen dalam bentuk kekayaan lain sebagai pengurangan atas investasi dalam perusahaan penerbit saham yang bersangkutan dan sebagai kenaikan dalam aktivanya.

Sebagai gambaran mengenai akuntansi investasi jangka panjang dalam saham dengan menggunakan metoda equity, misalkan pada tanggal 1 Januari, PT. Merapi membeli 30.000 lembar saham PT. Sindoro dengan harga Rp 453.000, termasuk biaya komisi perantara. Jumlah saham PT. Sindoro yang beredar adalah 100.000 lembar. Dengan pembelian saham ini maka PT. Merapi memiliki 30% saham PT. Sindoro, yang berarti bahwa PT. Merapi dipandang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap kebijakan operasi dan keuangan PT. Sindoro. Pada tanggal 31 Desember, PT. Sindoro melaporkan laba bersih tahun ini sebesar Rp 210.000 dan membayar dividen tunai sebesar Rp 100.000 (tiap lembar saham mendapat pembagian laba sebesar Rp1)

a. Pembelian Saham

Jurnal untuk mencatat pembelian 30% saham PT.Sindoro adalah sebagai berikut:

Jan. 1 Investasi dalam saham Rp. 453.000

Kas Rp. 453.000

(Untuk mencatat pembelian 30.000 lembar saham biasa PT.Sindoro)

b. Pengakuan Laba

Dalam metoda equity, PT. Merapi selaku investor, mengakui laba bersih yang diperoleh PT. Sindoro sebagai pendapatan dari investasi dalam saham PT. Sindoro dan dengan demikian, menambah investasinya. Bagian laba bersih PT. Sindoro dipandang sebagai haknya PT. Merapi adalah sebesar persentase pemilikan sahamnya yaitu 30%. Dengan demikian bagian laba bersih dipandang sebagai hak PT. Merapi adalah 30% x Rp 210.000 = Rp 63.000. Jurnal dibuat oleh PT. Merapi untuk mencatat laba bersih PT. Sindoro adalah sebagai berikut :

Des. 31 Investasi dalam Saham Rp. 63.000

Pendapatan investasi Rp. 63.000

(Untuk mencatat 30% dari laba bersih PT. Sindoro sebagai pendapatan)

c. Penerimaan Dividen

Dalam metoda equity, dividen tunai (atau dividen dalam bentuk kekayaan lain ) yang diterima, dicatat sebagai pengurangan atas rekening investasinya. Dalam contoh di atas, PT. Merapi menerima pembagian dividen tunai sebesar Rp30.000 (30.000 lembar x Rp1). Jurnal untuk mencatat penerimaan pembagian dividen tersebut adalah sebagai berikut :

Des 31 Kas Rp. 30.000

Investasi dalam Saham Rp. 30.000

( Untuk mencatat penerimaan dividen )

Metode equity menetapkan jumlah yang dilaporkan sebagai investasi jangka panjang dengan penekanan pada perubahan dalam aktiva bersih perusahaan penerbit saham, bukan pada harga pasar saham perusahaan penerbit saham. Oleh karena itu, laba yang diperoleh perusahaan penerbit saham tidak saja akan menaikkan aktiva bersih dalam perusahaan yang bersangkutan, tetapi juga akan menaikkan hak investor terhadap aktiva tersebut.

Berikut rekening investasi dalam saham yang terdapat dalam buku basar PT. Merapi:

INVESTASI DALAM SAHAM

1/1 Pembelian Rp. 453.000 31/12 Penerimaan Dividen Rp. 30.000

31/12 Laba Bersih 63.000 31/12 Penutupan Buku 486.000

Rp. 516.000 Rp. 516.000

1/1 Saldo Awal Rp. 486.000

d. Penjualan Investasi Saham

Apabila saham yang dimiliki perusahaan sebagai investasi jangka panjang dijual, maka laba atau rugi penjualan dapat dihitung dengan membandingkan jumlah hasil penjualan bersih saham dengan nilai buku saham pada tanggal 5 Januari, PT. Merapi menjual 3.000 lembar saham PT. Sindoro dengan harga Rp50.000 (setelah dikurangi biaya komisi dan biaya lainnya).

Sebelum membuat jurnal untuk mencatat transaksi di atas, terlebih dahulu perlu ditentukan nilai buku saham yang dijual. Dalam rekening di atas nampak bahwa nilai buku 30.000 lembar saham PT. Sindoro pada tanggal penjualan adalah Rp 486.000. Berhubung saham PT. Sindoro yang dijual hanya 3.000 lembar maka nilai buku saham yang dijual tersebut adalah 3.000/30.000 x Rp. 486.000 = Rp. 48.600.

Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan tersebut adalah :

Jan 5 Kas Rp. 50.000

Investasi dalam Saham Rp. 48.600

Laba Penjualan Investasi Rp. 1.400

(untuk mencatat penjualan saham PT. Sindoro)

Table 5. Perbedaan Investasi Saham Metode Harga Perolehan dan Equity

INVESTASI JANGKA PANJANG DALAM SAHAM

Metoda Harga Perolehan

Metoda Equity

Klasifikasi di neraca

Pembeliaan saham perusahaan lain

Pengumuman Dividen

Perusahaan penerbit saham melaporkan laba bersih atau rugi bersih

Penilaian rekening investasi pada akhir periode

Investor menjual kembali investasi sahamnya

Investasi

Dicatat sebesar harga perolehannya

Dicatat pendapatan dividen dan jumlahnya dilaporkan sebagai pendapatan dalam laporan rugi laba.

Tidak ada pengakuan dan tidak dibuat jurnal

Penerapan metoda harga diantara harga perolehan dan harga pasar. Apabila diperlukan pengurangan harga maka di bentuk rekening kontra aktiva. Penambahan atau pengurangan atas rekening kontra dicatat sebagai rugi belum direalisasi atau pembatalan rugi dan dilaporkan dalam laporan rugi-laba.

Bandingkan hasil penjualan bersih saham dengan harga perolehan saham untuk menentukan laba atau rugi penjualan. Laba atau rugi penjualan tersebut dilaporkan dalam neraca rugi-laba.

Investasi

Dicatat sebesar harga perolehannya

Dicatat sebagai pengurangan dalm rekening investasi. Tidak ad pengakuan pendapatan

Investor mencatat bagian laba bersih/rugi bersih perusahaan penerbit saham sebagai penambah (laba) atau pengurangan (rugi) dalam rekening investasi dan sebagai pendapatan atau rugi pada periode yg bersangkutan

Tidak memerlukan pencatatan apapun. Rekening investasi mencerminkan hak pemilikan investor atas aktiva bersih perusahaan penerbit saham.

Bandingkan hasil penjualan bersih saham dengan nilai buku saham pada tanggal penjualan. Laba atau rugi tersebut dilaporkan dalam laporan rugi-laba.

KESIMPULAN

Investasi jangka panjang adalah investasi yang dilakukan dalam jangka beberapa tahun dengan tujuan – tujuan tertentu, antara lain yaitu : untuk menjaga atau membina hubungan antarperusahaan, mengawasi perusahaan lain, mendapatkan tambahan pendapatan yang tetap setiap periode, dan untuk membentuk dana khusus.

Investasi jangka panjang dapat dilakukan perusahaan dalam bentuk obligasi dan saham. Investasi jangka panjang dalam obligasi memberikan jaminan yang pasti atas penerimaan bunga selama kurun waktu tertentu. Sedangkan investasi jangka panjang dalam saham akan memberikan penghasilan yang telah tinggi dari pada tingkat bunga obligasi, jika perusahaan mendapat keuntungan yang tinggi.

Obligasi yang dibeli perusahaan sebagai investasi jangka panjang, dicatat sebesar harga perolehannya, meliputi harga beli obligasi ditambah komisi perantara, pajak, dan biaya lain yang berhubungan dengan pembelian obligasi.

Investasi jangka panjang dalam saham juga dicatat sebesar harga perolehannya. Namun dalam saham, setelah dibeli akan sangat tergantung pada sampai seberapa jauh perusahaan investor akan dapat mempengaruhi kebijakan operasi dan keuangan perusahaan penerbit saham. Salah satu faktor yang menentukan investor mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi adalah persentase pemilikan saham dalam perusahaan. Ada 2 metode yang digunakan dalam investasi saham yaitu : pertama, Metode harga perolehan yang digunakan apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam saham perusahaan penerbit saham. Yang kedua, Metoda equity yang harus digunakan apabila investor mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perusahaan penerbit saham

DAFTAR PUSTAKA

Yunus, Hudori dan Harmanto. 1993. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Yogyakarta : BPFE UGM.

AL. HARYONO. 1995. Dasar – Dasar Akuntansi. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

SR. Soemarsono. 1999. Akuntansi Suatu Pengantari. Jakarta : Rineka Cipta..

Moelyati. Dra, Sucipto, Drs. 2000. Siklus Akuntansi. Jakarta : Yudhistira

1 komentar: