BAB I
PENDAHULUAN
Kas merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan sebuah perusahaan, karena kas memiliki andil besar sebagai ujung tombak untuk kelangsungan hidup perusahaan, kesuksesan dalam meraup keuntungan, serta melaksanakan segala aktivitas dalam perusahaan.
Kas dapat diubah menjadi aktiva lain dan digunakan untuk membeli barang atau jasa, serta memenuhi kewajiban dengan lebih mudah bila dibandingkan dengan aktiva lainnya. Oleh karena itu, kas juga disebut sebagai aktiva liquid (cair). Oleh karena sifatnya yang likuid, kas sering menjadi sasaran kecurangan dan pencurian. Itulah sebabnya dalam akuntansi untuk kas, prosedur-prosedur untuk melindunginya dari pencurian dan penyalahgunaan dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab sangat penting, karena telah banyak kecurangan yang terjadi pada perusahaan-perusahaan dalam beberapa tahun ini. Prosedur-prosedur pengendalian intern sebenarnya dapat diterapkan pada semua aktiva lain yang dimiliki oleh perusahaan, namun penerapannya atas kas dipandang jauh lebih penting.
Pengawasan yang ketat dalam melindungi kas dari kecurangan, salah satunya adalah dengan memanfaatkan rekening giro. Karena bank biasanya menerapkan beberapa ketentuan-ketentuan dalam mengamankan kas. Maka, perusahaan hanya memberi kewenangan kepada orang terentu saja dalam menandatangani cek yang akan diuangkan. Dan pada akhir bulan, bank akan memberi laporan atas pencatatan arus kas masuk dan keluar yang telah dilakukan oleh perusahaan. Sehingga dapat diketahui bila terdapat kecurangan yang terjadi, dengan membandingkan laporan yang telah dibuat oleh bank dan laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan, diluar kesalahan atau kekurangan dalam pencatatan laporan oleh kedua pihak.
BAB II
2.1 DEFINISI KAS
Kas adalah aktiva yang dimiliki dan digunakan pada hampir semua perusahaan. Kas merupakan uang tunai yang disimpan di brankas atau di kantor, ataupun simpanan di bank, yang berbentuk giro atau simpanan lain yang dapat diambil setiap saat. Namun, bila persediaan kas berlebih biasa dinamakan kas menganggur (idle money), kas bila disimpan di perusahaan menjadi tidak produktif. Oleh karena itu, saldo kas jangan terlalu besar.
2.1.1 Yang Termasuk Golongan Kas
· Uang tunai berupa uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia atau pemerintah Negara lain (mata uang asing).
· Uang kas yang disimpan di bank dalam bentuk rekening giro (demand deposit).
· Cek yang diterima dari pihak lain, tetapi belum diuangkan di bank.
· Cek dalam perjalanan.
· Cek kasir, yaitu surat perintah kepada kasir untuk mengeluarkan uang bagi pihak lain dalam perusahaan sendiri untuk membayar kepada pihak lain.
· Wesel pos.
· Simpanan uang di bank luar negeri yang tidak dikenakan pembatasan penarikannya.
2.1.2 Yang Tidak Termasuk Golongan Kas
· Cek mundur
· Pembayaran di muka
· Surat berharga jangka pendek
· Prangko dan materai
· Deposito berjangka
· Kas yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan sifatnya terikat
· Wesel tagih
2.2 MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KAS
Dalam perusahaan kecil, pemilik perusahaan dapat melakukan pengawasan atas semua operasi perusahaan melalui pengawasan langsung dan terlibat langsung dalam operasi perusahaannya. Merangkap sebagai pemilik dan manajer, akan menandatangani cek yang akan keluar untuk pembelian barang dan jasa, mengangkat karyawan, tagani kontrak-kontrak, dan lainnya. Akan tetapi jika telah berkembang menjadi perusahaan besar, aktivitas tesebut sulit dilaksanakan. Untuk mengatasi hal itu, manajer mendelegasikan sebagian wewenangnya dan mengandalkan pada prosedur pengendalian intern, yang berbeda-beda dalam tiap perusahaan.
2.2.1 Prinsip - Prinsip Pengendalian Intern adalah sebagai berikut :
- penetapan tanggung jawab secara jelas
untuk menciptakan pengendalian intern yang baik, manajemen harus menetapkan tanggung jawab secara jelas dan tiap orang memiliki tanggung jawab untuk tugas yang diberikan kepadanya. Apabila perumusan tanggung jawab tidak jelas dan terjadi sesuatu kesalahan, maka akan sulit untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab.
- penyelenggaraan pencatatan yang memadai
untuk melindungi aktiva dan menjamin bahwa semua karyawan melaksanakan prosedur yang ditetapkan, diperlukan pencatatan yang baik. Catatan yang bisa dipercaya akan menjadi sumber informasi yang dapat digunakan manajemen untuk memonitor operasi perusahaan.
Untuk menciptakan pengendalian intern yang baik, perusahaan harus merancang formulir-formulir secara cermat sesuai dengan kebutuhan, menggunakannya dengan benar.
- pengansuransian kekayaan dan karyawan perusahaan
kekayaan perusahaan harus diasuransikan dengan jumlah pertanggungan yang memadai. Demikian pula karyawan yang menangani surat-surat berharga dan kas. Salah satunya dengan memberikan polis asuransi atas kerugian akibat pencurian karyawan, guna mengurangi pencurian.
- pemisahan pencatatan dan penyimpanan aktiva
prinsip pokok pengendalian intern mensyaratkan bahwa pegawai yang menyimpan atau bertanggung jawab atas aktiva tertentu, tidak diperkenankan mengurusi catatan akuntansi atas aktiva yang bersangkutan. Bila prinsip ini diterapkan, pegawai yang bertanggung jawab atas aktiva cenderung untuk tidak memanipulasi atau mencuri aktiva yang menjadi tanggung jawabnya.
- pemisahan tanggung jawab atas transaksi yang berkaitan
pertangungjawaban atas transaksi yang berkaitan atau bagian-bagian dari transaksi yang berkaitan harus ditetapkan pada orang-orang atau bagian-bagian dalam perusahaan, sehingga pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang akan diperiksa oleh orang lain.
- pemakaian peralatan mekanis
apabila keadaan memungkinkan, sebaiknya perusahan menggunakan peralatan mekanis, seperti kas register yang dapat mencatat semua transaksi penjualan tunai, cek protector bermanfaat untuk menghindari terjadinya pergantian angka rupiah pada cek, serta mesin pencatat waktu yang mencatat dengan tepat saat pegawai masuk dan meninggalkan tempat kerja.
- pelaksanaan pemeriksaan secara indenpenden
untuk memastikan prosedur-prosedur telah dilaksankan dengan benar, harus dilakukan pengkajian ulang secara teratur. Dilakukan oleh pemeriksa intern yang tidak terlibat langsung dalam operasi perusahaan. Selain pemeriksa intern, perusahaan biasanya diperiksa oleh akuntan public yang bertindak sebagai pemeriksa ekstern.
2.2.2 Pengendalian Intern Terhadap Kas
Dalam merancang prosedur-prosedur yang baik dalam pengendalian intern terhadap kas, hendaknya diperhatikan tiga prinsip pokok pengendalian intern. Pertama, harus terdapat pemisahan tugas secara tepat. Kedua, semua penerimaan kas hendaknya disetorkan seluruhnya ke bank secara harian. Ketiga, semua pengeluaran kas hendaknya dilakukan dengan menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran kecil.
Prinsip pertama diperlukan agar petugas yang bersangkutan dengan transaksi kas tidak dapat dengan mudah melakukan penggelapan kas. Prinsip kedua dirancang agar petugas yang menangani kas tidak mempunyai kesempatan untuk menggunakan kas perusahaan untuk keperluan pribadi. Prinsip ketiga selain akibat prinsip kedua, juga dimaksudkan agar semua transaksi kas memiliki pencatatan yang terpisah dan dilakukan oleh pihak di luar perusahaan.
§ Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Penerimaan kas yang berasal dari hasil penjualan tunai sebaiknya dilakukan dengan melalui kas register (yang hanya dapat dibuka oleh yang berwenang) pada saat transaksi penjualan terjadi. Untuk menjamin bahwa angka rupiah yang dimasukkan ke dalam kas register sesuai dengan harga jual yang sesungguhnya, maka kas register harus ditempatkan pada loket kasir sedemikian rupa, sehimgga dapat terbaca dengan pembeli.
Pemegang kas harus dipisahkan dari petugas pencatat transaksi kas. Pemisahan ini dimulai dari kas register. Petugas penjualan mengoperasikan mesin, tidak diperkenankan merangkap sebagai petugas pembuka mesin kas register.pada jam-jam tertentu, petugas penjualan harus menghitung uang yang ada di dalam kas register. Hasil perhitungan beserta uang diserahkan kepada kasir. Kasir tidak diperkenankan merangkap sebagai petugas pencatatan transaksi kas. Petugas ketiga biasanya dari bagian akuntansi, memeriksa hasil catatan computer melalui kas register dan membandingkannya dengan uang yang diterima kasir sebagaimana tercantum dalam laporan yang dibuat kasir.
§ Penerimaan Kas Melalui Pos
Penerimaan kas melalui pos dapat berwujud cek atau poswesel. Bila cek diterima dalam pos, maka saat amplop dibuka harus dihadiri oleh dua orang petugas. Seorang diantaranya membuat daftar cek yang diterima tiga rangakap. Lembar pertama beserta cek-cek yang diterima, dikirimkan kepada kasir. Lembar kedua dikirimkan ke bagian akuntansi, sedangkan lembar ketiga disimpan oleh petugas yang bersangkutan sebagai arsip.
Bila penerimaan dalam bentuk poswesel, maka seperti halnya penerimaan cek melalui pos, penanganannya dilakukan dua orang petugas. Pertama membuat daftar poswesel yang diterima sebanyak tiga rangkap, sedangkan petugas kedua menguangkan poswesel ke kantor pos.
Kasir menyetorkan cek dan uang ke bank, dan petugas dibagian akuntansi mencatat transaksi penerimaan kas dalam jurnal. Dengan demikian apabila saldo menurut laporan bank direkonsiliasi oleh orang keempat, maka kesalahan atau kecurangan akan cepat diketahui.
§ Pengeluaran Kas
Untuk mengawasi pengeluaran kas, maka semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran yang jumlahnya kecil dapat dilakukan dengan kas kecil. Jika kewenangan untuk menandatangani cek didelegasikan kepada seseorang pegawai yang ditunjuk, maka pegawai tersebut tidak diperkenankan untuk melakukan pencatatan transaksi kas.
Dalam perusahaan kecil, manajer-pemilik biasanya menandatangani semua cek yang akan dikeluarkan, dan dari kontak-kontak langsung ia mengetahui dengan pasti apa yang harus dibayar. Dalam perusahaan besar, kontak-kontak langsung semakin berkurang dan digantikan dengan prosedur-prosedur pengendalian intern
§ Sistem voucher dan pengawasan
Sistem voucher dirancang untuk membantu dalam pelaksanaan pengawasan terhadap pengeluaran kas. Jika perusahaan mengunakan system voucher maka pengawasan terhadap pengeluaran kas dimulai sejak terjadinya kewajiban yang kelak harus dibayar.,hanya 1 orang atau bagian tertentu yang diberi kewenangan oleh perusahaan untuk mengesahkan transaksi yang akan menimbulkan kewajiban.
Untuk meningkatkan pengawasan, maka prosedur-prosedur pembelian, penerimaan barang,dan pembayaran harus di bagi-bagi pada bagian-bagian yang meliputi: bagian yang memerlukan barang, bagian pembelian, bagian penerimaan barang, dan bagian akuntansi.
§ Permintaan Pembelian
Dalam sebuah perusahaan dagang yang besar, kepala-kepala bagian tidak diizinkan untuk memesan sendiri barang yang diperlukan langsung kepada pemasok. Oleh karena itu, untuk melakukan pengawasan terhadap pembelian dan kewajiban yang timbul, kepala bagian harus mengajukan permintaan pembelian barang kepada bagian pembelian. Kepala bagian yang memerlukan barang melakukan fungsi ini dengan membuat dan menandatangani dokumen yang disebut permintaan pembelian dengan rincian jenis dan jumlah barang yang dibutuhkan.
§ Pesanan Pembelian
Pesanan pembelian adalah formulir (dokumen) perusahaan yang digunakan oleh bagian pembelian untuk memesan barang dari produsen atau grosir..
§ Faktur
Faktur adalah surat yang berisi pernyataan bahwa barang-barang yang tertulis di dalamnya telah terjual. Dokumen ini biasanya dibuat oleh pihak penjual.
§ Laporan Penerimaan Barang
Dalam laporan penerimaan barang disebutkan jumlah, keterangan (deskripsi) dan kondisi barang yang diterima. Salah satu dari laporan dikirimkan ke bagian akuntansi, sedangkan 2 lembar lainnya dikirimkan ke bagian pembelian atau pemasok, sebagai pemberitahuan bahwa barang telah diterima. Lembar terakhir ditahan oleh bagian penerimaaan sebagai arsip.
§ Pengesahan faktur
Dengan diterimanya laporan penerimaan barang oleh bagian akuntansi. Maka sekarang bagian akuntansi telah menerima 4 macam dokomen yang berhubungan dengan pembelian barang, yaitu :
- permintaan pembelian
- Pesanan Pembelian
- Faktur
- Laporan penerimaan barang
Sebelum pengesahan diberikan, bagian akuntansi melakukan pengecekan dan membandingkan informasi yang tercantum pada setiap dokumen. Untuk memastikan bahwa semua prosedur pengecekan telah dilakukan biasanya dibuat formulir pengesahan faktur.
§ Voucher
Jika perusahaan menggunakan system voucher, maka setelah faktur di cek dan di setujui maka di buatlah voucher. Voucher adalah dokumen yang berisi :
- Keterangan ringkas transaksi
- Tanda telah diperiksa
- dan persetujuan untuk dicatat dan dibayar
Informasi yang diperlukan untuk membuat voucher diambil dari faktur dan dokumen-dokuman pendukung lainnya. Selanjutnya voucher diserahkan kepada petugas pemeriksa atau auditor untuk dicek ulang.
Setelah voucher disetujui dan dicatat kemudian voucher diarsipkan menurut tanggal pembayarannya dan diserahkan kepada kasir untuk dibayar. Pejabat yang berwenang membuat cek hanya akan menendatangani cek apabila telah menerima voucher yang dilampiri dengan dokumen-dokumen pendukung yang lengkap.
§ Sistem Voucher dan Biaya
Dalam suatu system voucher kewajiban yang timbul harus mendapat persetujuan agar dapat dibayar dan dicatat sebagai utang pada saat transaksi terjadi.
Sebagai contoh, apabila perusahaan menerima tagihan biaya telepon dari perumtel, maka tagihan harus diperiksa dulu kebenarannya, selanjutnya dibuat voucher dan tagihan biaya telepon dari perumtel dilampirkan pada voucher tersebut. Voucher kemudian dicatat pada jurnal dan bila sudah tiba waktunya maka voucher segera di bayar.
2.2.3 Rekening Giro Bank Sebagai Alat Pengawasan
Penyimpanan kas dalam rekening giro bank adalah merupakan bagian dari pelaksanaan pengendalian intern, karena bank biasanya menerapkan praktik-praktik tertentu yang dapat mengamankan kas.
Untuk memahami jalannya pengawasan kas melalui rekening giro, dalam pengawasan tersebut menggunakan dokumen-dokumen berupa :
o Kartu Tanda-tangan
Bank mensyaratkan bahwa setiap orang yang diberi kewenangan menandatangani cek (disebut pemegang giro) untuk mencantumkan tandatangannya pada kartu tanda tangan, Hal ini dimaksudkan untuk melindungi bank dan pemegang giro dari kemungkinan adanya cek palsu atau cek yang tidak dibuat oleh pihak yang berhak.
o Bukti Setoran
Bank biasanya menyediakan formulir yang digunakan pada saat seseorang akan menyetor ke rekening giro tertentu, yang disebut formulir atau bukti setoran.
o Cek
Untuk mengambil uang dari suatu rekening giro, pemegang giro harus menarik cek yaitu perintah kepada bank untuk membayar kepada orang atau perusahaan, sejumlah uang sebagaimana tertulis pada cek tersebut. Cek pada umumnya diberi nomor urut tercetak, disertai nama dan alamat pemegang giro dan banknya.
o Laporan Bank
Pada akhir bulan, bank biasanya mengirimkan laporan bank bulanan kepada para pemegang giro. Laporan tersebut berisi saldo awal dan saldo akhir bulan serta daftar transaksi yang terjadi selama bulan yang bersangkutan.
2.2.4 Prosedur Pengendalian Intern Lainnya
Prosedur pengendalian intern diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan seperti pembelian, penjualan, penerimaan kas, pengeluaran kas, dan pengawasan terhadap aktiva tetap. Namun dalam hal ini, dibahas yang berkaitan dengan pembelian barang tapi sekaligus juga menyangkut atas pengendalian kas, yaitu tentang pemanfaatan kesempatan mendapat potongan tunai.
Keuntungan Pemakaian Metode Neto
Apabila perusahaan menggunakan metode bruto, maka dalam laporan L/R, potongan tunai pembelian akan dikurangkan dari saldo rekening Pembelian, sehingga dapat ditunjukan harga pokok barang yang dibeli. Akan tetapi pada metode bruto jika perusahaan tidak memanfaatkan kesempatan untuk mendapat potongan, kerugian ini tidak diperolehnya potongan tidak dibukukan dan juga tidak nampak dalam laporan L/R. oleh karena itu kerugian tidak akan menjadi perhatian manajemen, sebab tidak nampak dalam laporan. Sebaliknya dengan Metode Neto. Berikut adalah contoh laporan L/R yang diringkas, seandainya perusahaan menggunakan metode neto.
|
2.3 REKONSILIASI BANK
Rekonsiliasi bank adalah pembuatan laporan oleh pihak perusahaan mengenai saldo kas dan penjelasan sebab – sebab terjadinya ketidaksamaan antara saldo kas perusahaan dan saldo kas pada bank yang dilaporkan dalam rekenig Koran. Rekonsiliasi bank apabila dikerjakan dengan benar, maka rekonsiliasi bank akan memberikan kepastian bahwa semua transaksi kas telah diperhitungkan dengan benar dan bahwa pembukuan perusahaan maupun pembukuan bank telah dilakukan dengan benar.
2.3.1 Kegunaan Rekonsiliasi Bank
a. Mengecek ketelitian pencatatan kas perusahaan dengan pencatatan kas di bank.
b. Mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang sudah dilakukan oleh bank, tetapi belum dicatat oleh perusahaan.
Beberapa penyebab perbedaan antara saldo menurut pembukuan perusahaan dengan laporan bank adalah sebagai berikut :
a. Bank belum mencatat transaksi tertentu :
v Setoran dalam perjalanan, perusahaan telah mencatat setoran ke bank, tetapi bank belum mencatatnya.
v Cek dalam perjalanan (cek masih beredar), Cek yang di tarik dan telah di bukukan oleh perusahaan, tetapi bank belum mencatatnya.
b. Perusahaan belum mencatat transaksi tertentu :
v Penerimaan kas melalui bank. Bank kadang-kadang melakukan penerimaan kas untuk dibukukan ke dalam rekening giro perusahaan. Hal semacam ini sering terjadi dan bahkan dianjurkan oleh perusahaan kepada para konsumennya. Dengan cara penyetoran langsung ke bank, akan dapat dikurangi kemungkinan terjadinya penyalahgunaan oleh karyawan perusahaan.
v Biaya Administrasi Bank. Bank biasanya membebankan sejumlah biaya untuk menangani transaksi-transaksi yang dilakukan pemegang giro. Pada umumnya biaya administrasi bank baru diketahui jumlahnya oleh perusahaan setelah laporan bank diterima.
v Pendapatan bunga atau jasa giro. Jumlah bunga yang menjadi pendapatan perusahaan biasanya baru diketahui setelah perusahaan menerima laporan bank.
v Cek kosong dari konsumen atau debitur. Apabila perusahaan menerima cek yang tidak cukup dananya (cek kosong), biasanya hal itu baru diketahui pada saat perusahaan menerima laporan bank.
v Cek dikembalikan kepada penyetor karena alasan lain (bukan cek kosong). Bank mengembalikan cek kepada penyetor karena alasan-alasan berikut :
1. Rekening penarik cek telah ditutup
2. Cek telah kadaluarsa
3. Tandatangan yang tercantum pada cek tidak sah
4. Terdapat kesalahan dalam penulisan cek.
c. Bank atau perusahaan (atau kedua-duanya) telah melakukan kesalahan pencatatan. Apabila hal ini terjadi, maka penyebab kesalahan harus ditemukan dan dikoreksi, dan perbaikan kesalahan ini merupakan bagian dari rekonsiliasi bank.
2.3.2 Tahap – Tahap Penyusunan Rekonsiliasi Bank
Tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi bank adalah sebagai berikut :
- mulailah dengan saldo yang tercantum dalam laporan bank dan saldo yang tercantum dalan rekening kas perusahaan. Kedua angka tersebut mungkin tidak sama karena adanya perbedaan saat pembukuan dan karena sebab-sebab lainnya.
- tambahkan atau kurangkan pada saldo per bank, hal-hal yang tercantum dalam pembukuan perusahaan tetapi tidak tercancum dalam laporan bank.
- Tambahkan setoran dalam perjalan pada saldo per bank. Setoran dalam perjalan dapat diketahui dengan membandingkan setoran-setoran dalam laporan bank dan penerimaan kas yang terdapat dalam pembukuan perusahaan.
- Kurangkan cek dalam perjalanan dari saldo perbank. Cek dalam perjalanan dapat diketahui dengan membandingkan cek-cek yang diuangkan di bank dan cek-cek yang dikeluarkan oleh perusahaan yang tercantum dalam masing-masing laporan.
- tambahkan atau kurangkan pada saldo perbuku, hal-hal yang tercantum dalam laporan bank tetapi tidak tercatat dalam pembukuan perusahaan :
- tambahkan pada saldo perbuku (a) penerimaan-penerimaan langsung melalui bank dan (b) pendapatan bunga atas saldo giro bank.
- Kurangkan dari saldo per buku (a) biaya administrasi bank, (b) biaya percetakan cek, dan (c) pengurangan yang telah dilakukan oleh bank (misalnya pengembalian cek kosong)
- hitung saldo per bank yang telah diselesaikan dan saldo per buku yang telah disesuaikan. Kedua saldo tersebut harus sama.
- buat jurnal untuk tiap butir ketiga, yaitu hal-hal yang tercantum pada sisi perbuku (perusahaan) dalam rekonsiliasi bank.
- perbaiki semua kesalahan yang terdapat dalam pembukuan perusahaan, dan sampaikan pemberitahuan kepada bank jika bank telah melakukan kesalahan.
2.3.3 Contoh Pembuatan Rekonsiliasi Bank
Misalkan PT Nusantara memiliki rekening giro di bank niaga. Pada akhir bilan Januari PT Nusantara menerima laporan dari bank niaga yang berisi informasi mengenai saldo awal bulan, pertambahan dan pengurangan yang telah dilakukan bank selama bulan januari atas rekening giro PT nusantara, dan saldo per 31 januari. Menurut laporan bank tersebut,saldo giro PT Nusantar per 31 januari adalah Rp 5.368.4880,00. Menurut pembukuan PT Nusantara,saldo rekening giro di bank Niaga adalah Rp 3.294.210,00. Setelah dilakukan pembandingan sesuai dengan prosedur yang telah diuraaikan di atas, ditemukan hal-hal sebagai berikut
a. Setoran tanggal 30 januari sebesar Rp 1.591.630,00 tidak tercantum dalam laporan bank.
b. Bank telah melakukan kesalahan pembukuan, yaitu cek yang ditarik oleh PT Nusantara sebesar RP 100.000,00. (nomor cek 656 ) telah dikurangkan pada rekening giro PT nusantara.
a. Lima lembar cek yang ditarik pada akhir bulan januari dan telah dicatat dalam jumlah pengeluran kas PT. Nusantara, belum dibayar oleh bank:
NO | Tanggal | Jumlah |
337 | 27 Jsn | Rp 286.000,00 |
338 | 28 Jan | RP 319.470,00 |
339 | 29 Jan | Rp 83.000,00 |
340 | 29 Jan | Rp 203.140,00 |
341 | 30 Jan | Rp 458.530,00 |
b. Bank telah menerima pelunasan selembar wesel tagih milik PT. Nusantara sebesar Rp2.114.000,00 ( Termasuk di dalamnya pendapatan bunga sebesar Rp214.000,00. Penerimaan pelunasan wesel ini belum dicatat dalam jurnal penerimaan kas oleh PT Nusantara.
c. Laporan bank menunjukkan bahwa bank telah memberi bunga pada PT Nusantara sebesar Rp28.010,00.
d. Cek nomor 333 sebeasar Rp150.000,00 yang dibayarkan pada PT Bromo telah dicatat dalam jurnal pemgeluran kas oleh oleh PT Nusantara dengan jumlah Rp510.000,00, Sehingga saldo per buku menjadi terlalu rendah Rp 360.000,00.
e. Biaya administrasi bank bulan januari adalah Rp14.250,00
f. Laporan bank menunjukkann adanya pengembalian cek yang tidak cukup dananya (cek kosong) sebesar Rp52.000,00. Cek tersebut berasal dari PT Rosalina.
Berdasarkan data di atas, PT Nusantara menyusun laporan rekonsilisasi
Bank seperti yang terlihat dalam gambar 1-6
Mengapa perusahaan tidak perlu merekonsilisasi hal-hal yang nampak pada sisi bank pada rekonsilisasi bank diatas? Jawabannya adalah karena hal-hal tersebut telah dibukukan dalam pembukuan perusahaan.
Berdasarkan rekonsiliasi bank di atas, PT Nusantara perlu membuat jurnal penyesuaian berikut ( Jurnal-jurnal ini di beri tanggal 31 Januari untuk mengoreksi saldo rekening kas pada tabggal tersebut ).
Jan 31 Kas........................................... 2.114.000,00
Piutang Wesel...................... 1.900.000,00
Pendapatan bunga…………. 214.000,00
( Penerimaan wesel melalui Bank )
Gambar 1 Rekonsiliasi Bank
PT NUSANTARA
Laporan Rekonsiliasi Bank
31 Januari 1986
Per Bank Per Buku :
Saldo 31 jan, Rp5.388.480 Saldo 31 JanuariRp. 3.294.210 Tambahan: Tambah:
1. Setoran dalam perjalanan 30 jan….. 1.591.630 4. Penerimaan wesel melalui bank
2. Koreksi kesalahan bank – cek PT. masuk pendapatan bunga Rp214.000 2.114.000
Nusantara telah di beri ke rekening 5. Pendapatan bunga bank……………. 28.010
Perusahaan……………………….. 100.000 6. Kesalahan pembukuan-cek nomor
333 di bukukan terlalu tinggi………. 360.000
7.080.130 5.796.220
Kurangi Kurangi
3. Cek dalam perjalanan: 7. Biaya Adm bank Rp. 14.250
No 337.............Rp. 286.000 8. Cek kosong….. 52.000
No 338………. 319.470 (66.250)
No 339………. 83.000
No 340………. 203.140
No 341………. 458.530
(1.350.140)
Saldo per bank setelah di sesuaikan…. Rp.5.729.970 Saldo per buku setelah di sesuaikan… Rp. 5.729.970
31 Kas……………. 28.010
Pendapatan bunga… 28.010
(Pendapatan bunga atas saldo giro)
31 Kas…………… . 360.000
Utang dagang….. 360.000
(Koreksi kesalahan cek no 333)
31 Macam macam biaya….. 14.250
Kas…………… 14.250
(biaya adm bank)
31 Piutang Dagang……….. 52.000
Kas……… 52.000
(Cek kosong yang di
kembalikan oleh bank)
Dalam hal ini terjadi pengembalian cek yang tidak cukup dananya (cek kosong), perusahaan harus membuat jurnal penyesuaiaan dengan mendebet rekening Piutang Dagang dan mengkredit rekening Kas. Hal ini dilakukan perusahaan dengan alasan sebagai berikut: Pada waktu perusahaan menerina cek dari PT. Rosalina, perusahaan mencatat penerimaan cek tersebut dengan mendebet rekening kas dan mengkredit Piutang Dagang.
2.4 KAS KECIL
Kas kecil (petty cash) adalah uang tunai yang disediakan untuk membayar pengeluaran – pengeluaran yang jumlahnya relative kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek. Untuk membentuk suatu kas kecil, perusahaan harus menaksir jumlah kas yang di perlukan untuk suatu jangka panjang tertentu, misalnya untuk keperluan seminggu atau sebulan. Selanjutnya perusahaan mengeluarkan cek dan menguangkan di bank untuk mengisi dana kas kecil tersebut. Atas pengeluaran cek ini dibuat jurnal sebagai berikut:
Kas kecil…………………………Rp. xxx
Kas………………………… Rp.xxx
Dana kas kecil dikelola oleh seorang petugas yang disebut pemegang kas kecil. Pemegang kas kecil inilah yang bertanggung jawab atas penyimpanan dan pemakaian kas kecil.
Pemegang kas kecil biasanya menyimpan kas dalam peti penyimpanan uang yang di lengkapi dengan kunci pengamanan. Apabila kas kecil akan digunakan, maka sebelumnya perlu dibuat dokumen yang disebut bukti pengeluaran kas kecil. Dokumen ini harus ditanda tangani oleh orang yang menerima kas kecil, dan disimpan oleh pemegang kas dalam peti uang. Dengan seperti ini, jumlah pamakaian kas menurut bukti pengambilan kas ditambah dengan sisa kas yang ada dalam peti uang, harus sama dengan jumlah kas kecil yang ditetapkan perusahaan.
|
Gambar 2 Bukti Pengeluaran Kas kecil
2.4.1 Pembentukan Kas Kecil
Hal yang paling penting dalam pembentukan kas kecil adalah penunjukan petugas sebagai pemegang kas kecil. Selain itu perusahaan juga harus menetapkan jumlah dana kas kecil. Biasanya jumlah dana kas kecil ditaksir dengan memperhitungkan kebutuhan dana untuk tiga atau empat minggu. Jika jumlah dana ditetapkan, maka kasir perusahaan menarik cek untuk diserahkan kepada pemegang kas kecil. Sebagai contoh, misalnya pada tanggal 1 maret PT ABC membentuk dana kas kecil sebesar Rp. 100.000 maka jurnal yang harus dibuat untuk mencatat pembentukan dana kas kecil ini adalah sebagai berikut:
Maret 1 Kas Kecil…………….Rp. 100.000
Kas……………… Rp. 100.000
(Untuk mencatat pembentukan
Kas kecil)
Cek kemudian diuangkan ke bank oleh pemegang kas kecil dan uangnya disimpan dalam tempat penyimpanan yang terkunci. Selama perusahaan tidak mengubah jumlah dana kas kecil, maka tidak ada jurnal lain yang berhubungan dengan rekening kas kecil.
2.4.2 Pembayaran Melalui Kas Kecil
Pemegang kas kecil mempunyai kewenangan untuk melakukan pengeluaran kas dengan menggunakan uang yang terdapat dalam kas kecil sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan yang telah ditetapkan manajemen. Biasanya manajemen membuat ketentuan tentang jumlah batasan maksimum pengeluaran untuk tiap transaksi yang diijinkan dan larang-larangan tertentu, misalnya kas kecil tidak boleh digunakan untuk memberi pinjaman kepada karyawan. Setiap pembayaran yang dilakukan melalui kas kecil harus dikumentasikan dengan menggunakan Bukti Pengeluaran Kas Kecil(voucher kas kecil). Pada saat terjadi pemakaian kas kecil, perusahaan tidak membuat jurnal. Pengaruh tiap transaksi pemakaian kas kecil akan dicatat pada waktu kas kecil diisi kembali.
2.4.3 Pengisian Kembali Kas Kecil
Apabila uang yang terdapat dalam dana kas kecil mencapai tingkat minimal, maka dana harus diisi kembali. Permintaaan pengisian kembali dilakukan oleh pemegang kas kecil. Untuk itu pemegang kas kecil harus menyiapkan daftar pengeluaran (pemakaian) kas kecil yang telah dilakukan dengan dilampiri bukti-bukti pendukung pengeluaran kas kecil. Permintaan kembali kas kecil diajukan kepada bendahara perusahaan yang akan meneliti keabsahan pengeluaran kas kecil yang telah dilakukan. Apabila segala sesuatunya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan, maka bendahara memberi tanda persetujuan pada formulir permintaan pengisian kembali dan menarik cek sebesar jumlah kas kecil yang telah digunakan sehingga junlah uang dalam dana kas kecil akan kembali pada jumlah semula.
Sebagai contoh, misalkan pada tanggal 15 maret pemegang kas kecil mengajukan permintaan kembali kas kecil sebesar Rp.87.000 yang dilampiri dengan bukti-bukti pengeluaran kas kecil berupa biaya pos Rp.44.000, biaya angkut pembelianRp.18.000, perlengkapan kantor Rp.20.000, dan macam-macam biaya lainnya Rp.5.000. Jurnal yang harus dibuat untuk pengisian kembali kas kecil tersebut adalah sebagai berikut:
Maret 15 Biaya pos………………….. Rp. 44.000
Biaya angkut pembelian…… 18.000
Perlengkapan kantor……….. 20.000
Macam-macam biaya………. 5.000
Kas………………………. Rp. 87.000
(Untuk mengisi kembali
Dana kas kecil)
Dari jurnal pengisian kembali kas kecil di atas terlihat bahwa rekening Kas Kecil tidak terpengaruh. Pengisian kembali akan mempengaruhi komposisi dana berupa penggantian bukti-bukti pengeluaran dengan uang, tetapi tidak mempengaruhi saldo dana kas kecil.
BAB III
KESIMPULAN
Kas merupakan uang tunai yang disimpan di brankas atau di kantor, ataupun simpanan di bank, yang berbentuk giro atau simpanan lain yang dapat diambil setiap saat. Namun saldo kas jangan terlalu besar. Kas meliputi uang tunai (uang kertas maupun uang logam), dan kertas-kertas berharga yang dapat disamakan dengan uang, serta simpanan di bank yang dapat diuangkan sewaktu-waktu (misalnya rekening giro). Dalam perusahaan kecil, pemilik perusahaan dapat melakukan pengawasan atas semua operasi perusahaan melalui pengawasan langsung dan terlibat langsung dalam operasi perusahaannya. Akan tetapi, jika telah berkembang menjadi perusahaan besar, aktivitas tesebut sulit dilaksanakan. Untuk mengatasi hal itu, manajer mendelegasikan sebagian wewenangnya dan mengandalkan pada prosedur pengendalian intern, yang berbeda-beda dalam tiap perusahaan.
Rekonsiliasi bank adalah pembuatan laporan oleh pihak perusahaan mengenai saldo kas dan penjelasan sebab – sebab terjadinya ketidaksamaan antara saldo kas perusahaan dan saldo kas pada bank yang dilaporkan dalan rekenig Koran. Kas kecil (petty cash) adalah uang tunai yang disediakan untuk membayar pengeluaran – pengeluaran yang jumlahnya relative kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek.
Untuk menjamin keamanan kas, maka perusahaan diasumsikan menyimpan uangnya di bank (setiap menerima uang langsung disetor ke bank) dan mengeluarkan uang di bank tersebut dengan membuat cek. Kita dapat mengontrol kas di bank dengan menggunakan rekonsiliasi bank. Untuk melakukan pembayaran atau pengeluaran dalam jumlah yang relative kecil, dan tidak efisien untuk menggunakan cek maka perusahaan dapat menggunakan kas kecil. Jumlah dana kas kecil tidak perlu besar. Pencatatan kas kecil dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu system dana tetap (impress fund system) dan system dana tidak tetap (fluctuation fund system)
DAFTAR PUSTAKA
Yunus, Hudori dan Harmanto. 1993. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Yogyakarta : BPFE UGM.
AL. HARYONO. 1995. Dasar – Dasar Akuntansi. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
SR. Soemarsono. 1999. Akuntansi Suatu Pengantari. Jakarta : Rineka Cipta..
Moelyati. Dra, Sucipto, Drs. 2000. Siklus Akuntansi. Jakarta : Yudhistira.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar