BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun
kecil, terdapat terjadi perubahan-perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan eksternal dan internal organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan
perubahan yang terjadi maka diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dilakukan agar roda
organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar
Pengambilan keputusan tersebut
dilakukan oleh seorang manajer atau administrator. Kegiatan pembuatan keputusan
meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian
masalah, evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif
keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan
dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik
pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan pimpinan dalam pembuatan
keputusan maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya,
sehingga akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja organisasi.
Pembuatan keputusan diperlukan
pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen. Misalnya, dalam tahap
perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang proses
perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses perencanaan
ditujukan kepada pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam
pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan
masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan
berbagai dampak yang mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau
operasional dalam suatu organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan
rutin dalam rangka mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang
berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan,
pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk
mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan.
Hakikatnya
kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan keputusan.
Kegiatan yang dilakukan tersebut mencakup seluruh proses pengambilan keputusan
dari mulai identifikasi masalah sampai dengan evaluasi dari pengambilan
keputusan yang melibatkan seluruh elemen-elemen dalam administrasi sebagai
suatu sistem organisasi. Artinya dalam membuat suatu keputusan untuk memecahkan
suatu permasalahan yang ditimbulkan dari adanya perubahan-perubahan yang
terjadi dalam organisasi dibutuhkan informasi yang cukup baik dari internal
maupun eksternal organisasi guna mengambil keputusan yang tepat dan cepat.
Pada akhirnya,
kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian dari
kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat roda
organisasi dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi
dapat berjalan secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuan
organisasi.
BAB II
ISI
2.1.
Definisi Pengambilan Keputusan
Keputusan adalah hasil pemecahan
masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya
mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu
sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu
diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan
unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat
diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat.
Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan.
Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan
sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan
keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.
Setelah pengertian keputusan
disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan
pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan
keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan
keputusan, misalnya Terry, definisi
pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif
atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam
organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif
yang dimungkinkan).
Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat
suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari
alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat.
Dari kedua pengertian diatas maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak
secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus
diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan
pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada
hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
a. Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok
seharusnya mengambil keputusan
b. Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu
Model
preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif
berdasarkan pada realitas observasi
Penelitian Deskriptif
Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan
akan dapat:
- Menjelaskan prinsip-prinsip pemahaman menggunakan metode pemahaman deskriptif.
- Menguasai macam-macam penelitian deskriptif.
- Menggunakan penelitian deskriptif sesuai dengan permasalahan dan kebutuhannya.
- Menyebutkan tiga macam penelitian deskriptif dengan tepat.
- Menerangkan langkah-langkah penelitian deskriptif secara benar.
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya ( Best,1982:119). Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (west, 1982). Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.
Penelitian deskriptif pada
umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis
fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang diteliti secara tepat. Dalam
perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak di
lakukan oleh para penelitian karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan
empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian di lakukan dalam bentuk
deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi
permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku
manusia.
Disamping kedua alasan seperti
tersebut di atas, penelitian deskriptif pada umumnya menarik para peneliti
muda, karena bentuknya sangat sedarhana dengan mudah di pahami tanpa perlu
memerlukan teknik statiska yang kompleks. Walaupun sebenarnya tidak demikian
kenyataannya. Karena penelitian ini sebenarnya juga dapat ditampilkan
dalam bentuk yang lebih kompleks, misalnya dalam penelitian penggambaran secara
faktual perkembangan sekolah, kelompok anak, maupun perkembangan individual.
Penenelitian deskriptif juga dapat dikembangkan ke arah penenelitian
naturalistic yang menggunakan kasus yang spesifik malalui deskriptif mendalam
atau dengan penelitian setting alami fenomenologis dan dilaporkan secara thick
description (deskripsi mendalam) atau dalam penelitian ex-postfacto
dengan hubungan antarvariabel yang lebih kompleks.
Penelitian deskriptif yang baik sebenarnya memiliki proses dan sadar yang sama seperti penelitian kuantitatif lainnya. Disamping itu, penelitian ini juga memerlukan tindakan yang teliti pada setiap komponennya agar dapat menggambarkan subjek atau objek yang diteliti mendekati kebenaranya. Sebagai contoh, tujuan harus diuraikan secara jelas, permasalahan yang diteliti signifikan, variabel penelitian dapat diukur, teknik sampling harus ditentukan secara hati-hati, dan hubungan atau komparasi yang tepat perlu dilaukan untuk mendapatkan gambaran objek atau subjek yang diteliti secara lengkap dan benar.
Penelitian deskriptif yang baik sebenarnya memiliki proses dan sadar yang sama seperti penelitian kuantitatif lainnya. Disamping itu, penelitian ini juga memerlukan tindakan yang teliti pada setiap komponennya agar dapat menggambarkan subjek atau objek yang diteliti mendekati kebenaranya. Sebagai contoh, tujuan harus diuraikan secara jelas, permasalahan yang diteliti signifikan, variabel penelitian dapat diukur, teknik sampling harus ditentukan secara hati-hati, dan hubungan atau komparasi yang tepat perlu dilaukan untuk mendapatkan gambaran objek atau subjek yang diteliti secara lengkap dan benar.
Dalam penelitian deskriptif,
peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak menetapkan peristiwa
yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang saat
sekarang terjadi. Dengan penelitian deskriptifi, peneliti memungkinkan untuk
menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan hubungan variabel atau
asosiasi, dan juga mencari hubungan komparasi antarvariabel. Penelitian
deskriptif mempunyai keunikan seperti berikut. Penelitian deskriptif
menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden yag sangat
sediit, akibatnya biasa dalam membuat kesimpulan. Penelitian deskriptif yang
menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan data tidak memperoleh data
yang memadai. Untuk itu diperlukan para observer yang terlatih dalam observasi,
dan jika perlu membuat chek list lebih dahulu tentang objek yang perlu dilihat,
sehingga peneliti memperoleh data yang diinginkan secara objektif dan reliable.
Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi
dan dirumuskan secara jelas, agar di lapangan, peneliti tidak mengalami
kesulitan dalam menjaring data yang diperlukan.
LANGKAH DALAM MELAKSANAKAN PENELITIAN
DESKRIPTIF
Penelitian dengan metode
deskriptif mempunyai langkah penting seperti berikut.
- Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif.
- Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
- Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
- Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
- Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.
- Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen, mengumpulkan data, dan menganalisis data.
- Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.
- Membuat laporan penelitian
MACAM-MACAM PENELITIAN DESKRIPTIF
Banyak jenis penelitian yang termasuk sebagai penelitian deskriptif.
Setiap ahli penelitian sering dalam memberikan infomasi tentang pengelompokan
jenis penelitian deskriptif, cenderung sedikit bervariasi. Perbedaan itu biasanya dipengaruhi oleh pandangan
dan pengetahuan yang menjadi latar belakang para ahli tersebut. Perbedaan
pandangan tersebut, salah satu diantaranya bila dilihat dari apek bagaimana
proses pengumpulan data dalam penelitian deskriptif dilakukan oleh
peneliti. Dari aspek bagaimana proses pengumpulan data dilakukan, macam-macam
penelitian deskrptif minimal dapat dbedakan menjadi tiga macam, yaitu laporan
dari atau self-report, studi perkembangan, studi lanjutan, (follow-up study),
dan studi sosiometrik.
Penelitian Laporan Dari (Self-Report
research)
Dari kaitannya dengan data
yang dikumpulkan maka penelitian deskriptif mempunyai beberapa macam jenis
termasuk di antaranya laporan diri dengan menggunakan observasi. Dalam
penelitian self-report, informasi dikumpulkan oleh orang tersebut yang juga
berfungsi sebagai peneliti. Dalam penelitian self-report ini penelitian
dianjurkan menggunakan teknik observasi secara langsung, yaitu individu yang
diteliti dikunjungi dan dilihat kegiatanya dalam situasi yang alami. Tujuan
obsevasi langsung adalah untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan
permasalahan dan tujuan penelitian. Dalam penelitian self-report, peneliti juga
dianjurkan menggunakan alat bantu lain untuk memperoleh data, termasuk misalnya
dengan menggunakan perlengkapan lain seperti catatan, kamera, dan rekaman.
Alat-alat tersebut digunakan terutama untuk memaksimalkan ketika mereka harus
menjaring data dari lapangan. Yang perlu diperhatikan oleh para peneliti yang
dengan model self-report adalah bahwa dalam menggunakan metode observasi dalam
melakukan wawancara, para peneliti harus dapat menggunakan secara simultan
untuk memperoleh data yang maksimal. Salah satu contoh penelitian menggunakan
self-report dapat dilihat dalam laporan tentang studi Kelembagaan dan Sistem
Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah.
Contoh Penelitian Deskriptif menggunakan self-report
Studi Kelembagaan dan Sistem Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah
Studi banding tentang kelembagaan dan sistem pembiayaan usaha kecil menengah ini mempunyai 5 tujuan penting, yaitu :
Contoh Penelitian Deskriptif menggunakan self-report
Studi Kelembagaan dan Sistem Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah
Studi banding tentang kelembagaan dan sistem pembiayaan usaha kecil menengah ini mempunyai 5 tujuan penting, yaitu :
- Mengidentifikasi faktor-faktor pembangunan usaha mikro kecil dan menengah melalui sistem kelembagaan.
- Memperoleh informasi tentang faktor-faktor pengembangan kelembagaan bagi koperasi usaha kecil dan menengah.
- Meningkatkan kerja sama lembaga pemerintah agar secara komperehensif mempunyai sistem pembiayaan yang relevan dengan kebutuhan para pengusaha.
- Merumuskan kebijakan, implementasi, dan sistem monitoring yang relevan dengan kelembagaan dan sistem pembiayaan usaha kecil dan menengah.
- Memperoleh model best practice tentang kelembagaan dan sistem pembiayaan di Negara Filipina yang mungkin dapat diterapkan sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia.
Penelitian studi banding ini
menggunakan metode dekriptif dengan pendekatan self-report. Tempat penelitian
adalah lembaga tinggi depertemen perdagangan dan industri dan lembaga lain dan
lembaga lain yang menangani pertumbuhan dan perkembangan usaha kecil dan
menengah. Lembaga lembaga lain tersebut termasuk kantor Biro Pengembangan Usaha
Kecil Menengah (BSMD), Kantor Technology Livelihood Resource Center (TLRC).
COLOMBO PLAN STAFF CALLEGE (CPSC), dan Technology Universisty of Philippines
(TUP). Subjek penelitiannya adalah nara sumber yang memiliki informasi yang
diperlukan dan mereka yang berhasrat dan bersedia bekerja sama dalam memberikan
informasi.
Studi banding ini
mempunyai hasil yang dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu lembaga
pengelolaan dan sistem pembiayaan usaha kecil dan menengah. Yang berkaitan
dengan lembaga pengelola UKM diantaranya adalah termasuk:
Pengembangan usaha kecil dan menengah di pilipina dibawah Department Of Trade and Industry (DTI), dengan melibatkan beberapa biro yang ada ditingkat nasional dan regional.
Yang termasuk pengusaha kecil dan menengah di pilipina, adalah para pengusaha atau entrepreneur ,baik indifidual maupun kelompok warga Negara Filipina yang memiliki ciri–ciri seperti berikut : Pengusaha mikro mempunyai asset <P1,500,001; pengusaha kecil mempuyai asset P 1,500,001-P 15,000,000; dan pengusaha menengah mempuyai P15,000,001-P60,000,000
Ada enam lembaga tinggi Negara dan beberapa kantor yang relevan dengan macam-macam kegiatan bisnis sebagai sebagai tempat pendaftaran dan yang akan membantu perkembangan dan pertumbuhan usaha baru tersebut. Program pemerintah yang terkait dengan usaha kecil dan menengah di lakanakan oleh semua lembaga yang relevan termasuk kantor yang berada dibawah tanggung jawab departemen perdagangan dari industri, depertemen keuangan, anggaran dan manajemen. Pertanian, reformasi agraria, lingkungan dan sumber daya alam, tenaga kerja dan perburuhan, transportasi dan komunikasi, pekerjaan dan pubik jalan raya, pemerintah dan dan pariwisata, sains dan teknologi, ekonomi nasional dan otoritas pengembangan semua Bank sentral Filipina baik tingkat nasional, regional, dan provinsi. Pada masing-masing kantor lembaga mempunyai prosedur, wewenang,dan jumlah pembiayaan pendaftaran yang dicantumkan secara jelas. Wewenang, prosedur dan jumlah biaya yang jelas tersebut, pada prinsipnya adalah untuk mempermudah bagi para pengusaha, kita mereka melakukan pendaftaran usahanya ke kantor lembaga tersebut.
Pengembangan usaha kecil dan menengah di pilipina dibawah Department Of Trade and Industry (DTI), dengan melibatkan beberapa biro yang ada ditingkat nasional dan regional.
Yang termasuk pengusaha kecil dan menengah di pilipina, adalah para pengusaha atau entrepreneur ,baik indifidual maupun kelompok warga Negara Filipina yang memiliki ciri–ciri seperti berikut : Pengusaha mikro mempunyai asset <P1,500,001; pengusaha kecil mempuyai asset P 1,500,001-P 15,000,000; dan pengusaha menengah mempuyai P15,000,001-P60,000,000
Ada enam lembaga tinggi Negara dan beberapa kantor yang relevan dengan macam-macam kegiatan bisnis sebagai sebagai tempat pendaftaran dan yang akan membantu perkembangan dan pertumbuhan usaha baru tersebut. Program pemerintah yang terkait dengan usaha kecil dan menengah di lakanakan oleh semua lembaga yang relevan termasuk kantor yang berada dibawah tanggung jawab departemen perdagangan dari industri, depertemen keuangan, anggaran dan manajemen. Pertanian, reformasi agraria, lingkungan dan sumber daya alam, tenaga kerja dan perburuhan, transportasi dan komunikasi, pekerjaan dan pubik jalan raya, pemerintah dan dan pariwisata, sains dan teknologi, ekonomi nasional dan otoritas pengembangan semua Bank sentral Filipina baik tingkat nasional, regional, dan provinsi. Pada masing-masing kantor lembaga mempunyai prosedur, wewenang,dan jumlah pembiayaan pendaftaran yang dicantumkan secara jelas. Wewenang, prosedur dan jumlah biaya yang jelas tersebut, pada prinsipnya adalah untuk mempermudah bagi para pengusaha, kita mereka melakukan pendaftaran usahanya ke kantor lembaga tersebut.
Studi Perkembangan (Developmental Study)
studi perkembangan atau
devlopmental study banyak dilakukan oleh peneliti di bidang pendidikan atau
bidang psikologi yang berkaitan dengan tingkah laku, sasaran penelitian
perkembangan pada umumnya menyangkut variabel tingkah laku secara individual
maupun dalam kelompok. Dalam penelitian perkembangan tersebut peneliti tertarik
dengan variabel yang utamakan membedakan antara tingkat umur, pertumbuhan atau
kedewasaan subjek yang diteliti.
Studi perkembangan biasanya di
lakukan dalam periode longitudinal dengan waktu tertentu, bertujuan guna
menemukan perkembangan demensi yang terjadi pada seorang respoden. Demensi yang
sering menjadi perhatian peneliti ini, misalnya: intelektual, fisik, emosi,
reaksi terhadapan tertentu, dan perkembangan sosoial anak. Studi perkembangan
ini biasa dilakukan baik secara cross-sectional atau logiotudinal.
Jika penelitian dilakukan dengan model cross-sectional, peneliti pada waktu yang sama dan disimultan menggunakan berbagi tingkatan variabel untuk diselidiki. Data yang diperoleh dari masing-masing tingkat dapat dideskripsi dan kemudian di komparasi atau dicari tingkat asosiasinya. Dalam penelitian perkembangan model longitudinal, peneliti menggunakan responden sebagai sampel tertentu, misalnya: satu kelas satu sekolah, kemudian dicermati secara intensif perkembangannya secara continue dalam jangka waktu tertentu seperti tiga bulan, enam bulan, satu tahun. Semua fenomena yang muncul didokumentasi untuk digunakan sebagai informasi dalam menganalisis guna mencapai hasil penelitian.
Jika penelitian dilakukan dengan model cross-sectional, peneliti pada waktu yang sama dan disimultan menggunakan berbagi tingkatan variabel untuk diselidiki. Data yang diperoleh dari masing-masing tingkat dapat dideskripsi dan kemudian di komparasi atau dicari tingkat asosiasinya. Dalam penelitian perkembangan model longitudinal, peneliti menggunakan responden sebagai sampel tertentu, misalnya: satu kelas satu sekolah, kemudian dicermati secara intensif perkembangannya secara continue dalam jangka waktu tertentu seperti tiga bulan, enam bulan, satu tahun. Semua fenomena yang muncul didokumentasi untuk digunakan sebagai informasi dalam menganalisis guna mencapai hasil penelitian.
Studi Kelanjutan (Follow-up study)
Study kelanjutan dilakukan
oleh peneliti untuk menentukan status responden setelah beberapa periode waktu
tertentu memproleh perlakuan, misalnya rogram pendidikan. Studi kelanjutan ini
di lakukan untuk melakukan evaluasi internal maupun evaluasi eksteral, setelah
subjek atau responden menerima program di suatu lembaga pendidikan. Sebagai
contoh Badan Akreditasi Nasional menganjurkan adanya informasi tingkat serapan
alumni dalam memasuki dunia kerja, setelah mereka selesai program
pendidikannya. Dalam penelitian studi kelanjutan biasanya peneliti mengenal
istilah antara output dan outcome. Out (keluran) berkaitan dengan informasi
hasil akhir setelah suatu program yang diberikan kepada subjek sasaran di
selesaikan. Sedangkan yang dimaksud dengan data yang di ambil dari
outcome (hasil) biasanya menyangkut pengaruh suatu perlakuan, misalnya program
pendidikan kepada subjek yang di teliti setelah mereka kembali ke tempat asal
yaitu masyarakat.
Studi
Sosiometrik (Sociometric study)
Yang dimaksud
dengan sosiometrik adalah analisis hubungan antarpribadi dalam suatu kelompok
individu. Melalui analisis pilihan individu atas dasar idola atau penolakan
sesorang terhadap orang lain dalam suatu kelompok dapat di tentukan.
Prinsif teori studi sosiometrik pada dasarnya adalah penanyakan pada masing-masing anggota kelompok yang diteliti untuk menentukan denga siapa dia paling suka, untuk bekerja sama dalam kegiatan kelompok. Pada kasus ini, dia dapat memilih satu atau tiga dalam kelompoknya. Dari setiap anggota, peneliti akan memperoleh jabatan yang bervariasi. Dengan menggunakan gambar sosiogram, posisi seseorang akan dapat diterangkan kedudukannya dalam kelompok organisasi. Dalam sosiogram tersebut pada umumnya digunakan beberapa batasan istilah yang dapat menunjukan posisi individu dalam kelompoknya. Beberapa istilah tersebut seperti misalnya:
Prinsif teori studi sosiometrik pada dasarnya adalah penanyakan pada masing-masing anggota kelompok yang diteliti untuk menentukan denga siapa dia paling suka, untuk bekerja sama dalam kegiatan kelompok. Pada kasus ini, dia dapat memilih satu atau tiga dalam kelompoknya. Dari setiap anggota, peneliti akan memperoleh jabatan yang bervariasi. Dengan menggunakan gambar sosiogram, posisi seseorang akan dapat diterangkan kedudukannya dalam kelompok organisasi. Dalam sosiogram tersebut pada umumnya digunakan beberapa batasan istilah yang dapat menunjukan posisi individu dalam kelompoknya. Beberapa istilah tersebut seperti misalnya:
- “Bintang” diberikan kepada mereka yang paling banyak dipilih oleh para anggotanya,
- “Terisolasi” di berikan kepada mereka yang tidak banyak dipilih oleh para anggota dalam kelompok,
- “Klik” diberikan kepada kelompok kecil anggota yang saling memilih masing orang dalam kelompoknya.
Dibidang pendidikan,
sosiometrik telah banyak digunakan untuk menentukan hubungan variabel status
seseorang misalnya pemimpin formal, pemimpin dalam lembaga pendidikan atau
posisi seseorang dalam kelompoknya dengan variabel dalam kegiatan pendidikan.
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarlkan
objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan
secara sistematis fakta dan karakeristik objek yang di teliti secara tepat.
Penelitian deskriptif mempunyai keunikan diantaranya, seperti berikut.
Penelitian deskriptif mempunyai keunikan diantaranya, seperti berikut.
- Menggunakan kuesioner atau wawancara sering kali hanya mendapatkan responden yang sedikit yang dapat menakibatkan biasanya kesimpulan;
- Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadang kala dalam pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai;
- Memerlukan permasalahan yang di rumuskan ssecara jelas, agar pada waktu menjaring data di lapangan, peneliti tidak mengalami kesulitan.
Dilihat dari
aspek pengumpulan data di lapangan, penelitian deskriptif dapat dibedakan
antara lain menjadi penelitian diri, studi perkembangan, studi kelanjutan, dan
studi sosiometrik.
- Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah seperti berikut.
- Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif.
- Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
- Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
- Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
- Menentukan kerangka berfikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.
- Mendesain metode penelitian yamg hendak di gunakan, termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen pengumpul data, dan menganalisis data.
- Mengumpulkan dan mengorganisasi serta menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.
- Membuat laporan penelitian
2.2.
Tujuan Pengambilan Keputusan
Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan
organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer
dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi
hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus
dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk
memecahkan masalah tersebut.
2.3.
Dasar Pengambilan Keputusan
2.3.1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan
Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan
intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti,
pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan
intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan
keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2. Keputusan
intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan keputusan yang
berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang
dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif
akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur
kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini
diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja
sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
2.3.2.
Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat
rasional berkaitan dengan daya guna.
Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan
rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih
bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur
apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai
masyarakat yang di akui saat itu.
2.3.3.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya
pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya
istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta
yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi
adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih
dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Keputusan yang berdasarkan sejumlah
fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik
dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.
2.3.4.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum
mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini
sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui
arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman
masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya,
maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak
dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan
cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dalam hal tersebut, pengalaman
memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang
berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman
dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan
bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha
masalah.
2.3.5.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil
karena wewenang (authority) yang
dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan
wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi
tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan wewenang
memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain :
banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga
karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan
yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang
kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya
dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
2.4.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam Pengambilan Keputusan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut
Terry, yaitu :
a)
Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang
emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan
keputusan.
b)
Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk
mencapai tujuan organisasi.
c)
Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan
pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi.
d)
Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu
buatlah altenatif-alternatif tandingan.
e)
Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari
tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
f)
Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu
yang cukup lama.
g)
Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.
h)
Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui
keputusan itu benar.
i)
Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari
serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.
2.5.
Keputusan Individual dan Kelompok
Pengambilan
keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung bagaimana
sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang
pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat sekelompok orang.
Keputusan kelompok dibedakan dalam :
a)
Sekelompok pimpinan
b)
Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya.
c)
Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan
keputusan kelompok
- Keputusan yang dibuat oleh seseorang
Kebaikannya
antara lain :
1.
Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena
tidak usah menunggu persetujuan dari rekan lainnya.
2.
Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
3.
Kalau pimpinan ya ng mengambil keputusan itu mempunyai kemampuan yang tinggi dan
berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya besar
kemungkinan tepat.
Kelemahannya
antara lain :
1.
Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi
pasti memiliki keterbatasan.
2.
Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta
pendapat orang lain seringkali kurang tepat.
3.
Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan
beban berat bagi pimpinan seorang diri.
- Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang
Kelebihannya
antara lain :
1.
Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi
2.
Pertimbangannya akan lebih matang
3.
Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut,
beban ditanggung secara bersama.
Kelemahannya
antara lain :
1.
Ada
kemingkinan terjadi perbedaan pendapat
2.
Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena
terjadi perdebatan-perdebatan
3.
Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada
kemungkinan saling melemparkan tanggung jawab jika terjadi kesalahan.
Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian menyatakan bahwa ada tiga kekuatan yang selalu
mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga kekuatan itu :
1.
Dinamika individu di dalam organisasi
Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini
adalah
pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat,
pendidikan yang tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan pengaruh
yang besar terhadap bawahannya
2.
Dinamika kelompok orang-orang di dalam organisasi
Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena itu pemimpin
hendaknya mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa.
3.
Dinamika lingkungan organisasi
Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk
diperhatikan. Antara organisasi dan lingkungan itu saling mempemgaruhi.
2.6.
Proses Pengambilan Keputusan
Setiap
keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah
digariskan. Oleh karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada
hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan. Proses pengambilan
keputusan meliputi :
- Identifikasi masalah
Dalam
hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang ada di
dalam suatu organisasi.
- Pengumpulan dan penganalisis data
Pemimpin
diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu
memecahkan masalah yang ada.
- Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan
Setelah
masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara
pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya alternatif-alternatif
beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan
harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan perkiraan
dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang baik.
Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian:
- Perkiraan dalam arti Proyeksi
Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul
dan tersusun secara kronologis.
- Perkiraan dalam arti prediksi
Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat.
- Perkiraan dalam arti konjeksi
Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi
disini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk
mengolah perasaan.
- Pemilihan salah satu alternatif terbaik
Pemilihan
satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu
dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan
satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan
alternative yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
- Pelaksanaan keputusan
Dalam
pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima dampak yang
positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga
mempunyai alternatif yang lain.
- Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan
Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat
mengukur dampak dari keputusan yang telah dibuat.
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dari
penjelasan yang telah kami paparkan dalam makalah ini dapat kami simpulkan
bahwa pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang sengaja, tidak secara
kebetulan dan tidak boleh sembarangan dalam rangka memecahkan masalah yang
dihadapi suatu organisasi. Dimana pengambilan keputusan ini ditanggung dan
diputuskan oleh pimpinan organisasi yang bersangkutan dan untuk menghasilkan
keputusan yang baik itu sangat dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai
permasalahan, inti masalah, penyelesaian masalah, dan konsekuensi dari
keputusan yang diambil.
Selain informasi, dalam penyelesaian
masalah pun dibutuhkan perumusan masalah dengan baik. Kemudian dibuatkan
alternatif-alternatif keputusan masalah yang disertai dengan konsekuensi
positif dan negatif. Jika semua hal itu dapat dikemukakan dan dicari secara
tepat, masalah tersebut akan lebih mudah untuk diselesaikan.
Dalam makalah ini kami mengambil
contoh kasus yang menimpa Bibit-Chandra,
yang pada intinya Presiden Republik Indonesia mengambil keputusan untuk
membentuk Tim Pencari Fakta (TPF).
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Presiden berdasarkan pada wewenang
yang dimiliki, rasional , dan fakta yang terjadi. Hal tersebut sesuai dengan
dasar teori pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Kasim, Azhar. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI. 1995
Syamsi, Ibnu. Pengambilan Keputusan (Decision Making).
Jakarta : Bina Aksara. 1989
www.antaranews.com diakses Senin,
16 November 2009
Source Internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar