PENGANTAR
AKUNTANSI KEPRILAKUAN
Akuntansi
merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan
oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan
informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang
paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis
ekonomi,namun pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan
aspek-aspek keprilakuan dari pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat
dilepaskan dari aspek keprilakuan manusia serta kebutuhan organisasi akan
informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi,akhirnya akuntansi bukanlah
suatu yang statis,tetapi akan selalu berkembang sepanjang waktu seiring dengan
perkembangan lingkungan akuntansi, agar dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh penggunanya. (khomsiyah dan indriantoro,2000).
Pihak
pelaksana /penyusun informasi
akuntansi adalah seseorang atau kumpulan orang yang mengoperasikan sisitem
informasi akuntansi dari awal sampai terwujudnya laporan keuangan.pengertian
ini menjelaskan bahwa pelaksana/penyusun informasi kegiatan atau operasi harian
organisasi.,dikatakan penting sebab hasil informasi akuntansi dari awal sampai
terwujudnya laporan keuangan.pengertian ini menjelaskan bahwa
pelaksana/penyusun informasi kegiatan atau operasi harian organisasi.,dikatakan
penting sebab hasil kerja mreka dapat memberikan manfaat bagi kemajuan
organisasi dalam bentukpeningkatan motivasi kerja yang dapat diwujudkan dengan
penetapan ukuran-ukuran kerja ini dapat di hasilkan melalui sistem akuntansi.
Di
sisi lain pihak
pemakai laporan keuangan dapat di bagi menjadi dua kelompok yaitu pemakai
internal (internal users) dan
pemakai eksternal (exsternal users).
Sebagaimana di bahas sebelumnya,pemakaian laporan keuangan oleh pihak internal
di maksud akan
untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja sedangkan pihak
eksternal sama seperti pihak internal, tetapi mereka lebih berfokus pada jumlah
investasi yang mereka lakukan dalam organisasi tersebut.pihak eksternal juga
perlu didiskusikan sebab mereka juga memiliki suatu rangkaian perilaku yang
dpat mempengaruhi tindakan pengambilan keputusan organisasi.
Sejak
tahun 1950-an beberapa riset akuntansi
mulai mencoba menghubungkan akuntansi dengan aspek perilaku yang di mulai oleh
Argrys pada tahun 1952, selain
itu, Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keprilakuan
dalam lima aliran (school),yaitu:pengendalian
manajemen (management control),pemrosesan
informasi akuntansi (accounting information
processing) desain sistem informasi (information
system design) riset audit (audit
research) dan sosilogi organisasional (organizational
sociology).
Penelitian-penelitian di bidang akuntansi keprilakuan
merupakan aplikasi dari ilmu keprilakuan dengan menggunakan berbagai metode di
antaranya adalah eksperimental, studi lapangan dan teknik-teknik korelasional.
Hasil-hasil penelitian ini menyediakan suatu pemahaman yang lebih luas dalam
memberikan penjelasan dan pemecahan atas praktik-praktik keprilakuan.
Penelitian adalah jembatan antara teori dan praktik.
Ada teori-teori keprilakuan, kemudian dihubungkan dengan praktik-praktik yang
terjadi di akuntansi melalui penelitian, maka upaya menjembatani itu terjadi.
Teori yang sudah terkonfirmasi, bias menjadi panduan untuk menjelaskan fenomena
dunia nyata. Hasil penelitian juga dapat digunakan untuk memperbaiki
praktik-praktik akuntansi.
Informasi
akuntansi dirancang untuk berfungsi sebagai suatu dasar bagi pengambilan banyak
keputusan penting di dalam maupun di luar perusahaan. Sistem informasi
dimanfaatkan untuk membantu dalam proses perencanaan,pengoordinasian dan
penegendalian yang kompleks,
serta
aktivitas yang saling berhubungan untuk memotivasi orang-orang pada semua
tingkatan di dalam perusahaan,
peningkatan
ekonomi yang kontinu dan berkelanjutan dari suatu organisasi digunakan sebagai
dasar untuk memilih informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan.
Akuntansi
keprilakuan sebenarnya metupakan bagian dari ilmu akuntansi yang perkembangannya
semakin meningkat dalam 25 tahun belakangan ini. Hal ini di tandai dengan lahirnya
sejumlah jurnal dan artikel yang berkenaan dengan keprilakuan (behavioral), awal nya perkembangan riset
akuntansi keprilakuan menekankan pada aspek akuntansi manajemen khususnya
penganggaran (budgeting), namun domain dalam hal ini terus
berkembang dan bergeser ke arah akuntansi keuangan, sistem informasi
akuntansi, dan
audit.
Banyaknya
volume riset atas akuntansi keprilakuan dan meningkatnya sifat spesialisasi
riset, serta
tinjauan studi secara periodik,
akan
memberikan manfaat untuk beberapa tujuan berikut ini :
1. Memberikan gambaran state of the art terhadap minat khusus
dalam bidang baru yang ingin diperkenalkan.
2. Membantu
dalam mengidentifikasikan kesenjangan riset.
3. Untuk
meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui sub bidang akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen, dan perpajakan, sehingga para peneliti
dapat mempelajarinya melalui sub
bidang
lain.
Akuntansi
keprilakuan menggunakan metedologi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi
gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang
mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka. Secara lebih terperinci ruang lingkup akuntansi keprilakuan
meliputi:
1.
Mempelajari
pengaruh antara perilaku manusia
terhadap konstruksi, bangunan dan penggunaan system informasi akuntansi yang
diterapkan dalam perusahaan dan organisai, yang berarti bagaimana sikap dan
gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan
desain organisasi; apakah desain system pengendalian akuntansi bias diterapkan
secara universal atau tidak.
2.
Mempelajari
pengaruh system informasi akuntansi terhadap perilaku manusia, yang berarti
bagaimana system akuntansi mempengaruhi kinerja, motivasi, produktivitas,
pengambilan keputusan, keputusan kerja dan kerja sama.
3.
Metode untuk
menjelaskan dan memprediksi perilaku manusi dan strategi untuk mengubahnya,
yang berarti bagaiman system akuntansi dapat dipergunakan untuk mempengaruhi
perilaku, dan bagaiman mengatasi resistensi itu. Di sini muncul istilah freezing (membekukan) dan unfreezing (mencairkan). ContoHnya
perubahan sistem. Perubahan sistem bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi perlu
upaya untuk sampai pada aplikasi sistem itu sendiri karena bisa jadi ada
resistensi di situ.
Manfaat utama dari
bidang baru ini adalah menyediakan informasi bisnis yang memungkinkan para
CEO,CFO,dan perencana strategis lainnya untuk mengukur dan mempengaruhi
variabel-variabel yang secara konvensional tidak dapat diukur tetapi sangat
menentukan bisnis mereka.
Akuntansi konvensional
Menurut
Siegel dan Marconi (1989),mendefinisikan akuntansi
sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan
tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai
internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
Sedangkan
Accounting Principles Board (APB) system statement No.4 mendefenisikan
sbb:
“
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa fungsinya
adalah memberikan informasi kuantitatif,terutama yang bersifat
keuangan,mengenai suatu entitas ekonomi yang dimaksudakan untuk digunakan dalam
pengambilan keputusan ekonomi,sebagai dasar dalam memilih di antara beberapa
alternatif.”
Terlepas dari sesuai tidaknya definisi-definisi diatas
(masih banyak ditemukan berbagai kelemahan di dalam definisi di atas ,ishak, 1999), perspektif yang
lebih luas ditawarkan oleh american Accounting Association (AAA) mendefinisikan akuntansi
sebagai suatu proses pengidentifikasian,pengukuran dan pengomunikasian
informasi ekonomi untuk memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan
berinformasi olh pemakai informasi dan yang terkini. Akuntansi didefenisikan dengan acuan pada
konsep informasi kuantitatif yaitu “akuntansi
adalah aktivitas jasa” fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat
keuangan, mengenai
entitas ekonomi yang diperkirakan bermanfaat dalam proses pengambilan
keputusan-keputusan ekonomi,yaitu dalam menentukan pilihan di antara
alternatif-alternatif yang ada,
baik
dalam konteks program kerja maupun dalam tindakan.
Pemakai
internal dari informasi akuntansi adalah organisasi yang memiliki garis dan
staf personil, yang memandang laporan
akuntansi sebagai landasan yang melibatkan pendanaan,penginvestasikan, dan pengambilan
keputusan operasional. Pemakai
eksternal meliputi sejumlah kelompok pemegang saham, kreditor, serikat buruh, analis
keuangan,dan para agen pemerintah.dengan demikan, informai keuangan
melaui laporan keuangan sebagai hasil dari sitem informasi keuangan memiliki
tujuan yang beberapa diantaranya adalah:
1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang
dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar
pengambilan keputusan dan pemberian kredit.
2. Menyediakan
informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan menunjukan sumber-sumber
ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal dari kekayaan tersebut.
3. Menyediakan
informasi mengenai posisi keuangan yang dapat menunjukan kinerja perusahaan
dalam menghasilkan laba.
4. Menyediakan
informasi keuangan yang dapat menunjukan kemampuan perusahaan dalam melunasi
utang-utangnya.
5. Menyediakan
informasi keuanagan yang dapat menunjukan sumber-sumber pendanaan perusahaan.
6. Menyediakan
informasi yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan arus kas masuk
kedalam perusahaan.
Akuntansi sebagai suatu
sistem informasi
Akuntansi
menjadi yang terdepan dan berperan penting dalam menjalankan ekonomi dan sistem
sosial kita.seperti dalam pembahasan sebelum nya tujuan utama akuntansi aadalah
melahirkan informasi keuangan melalui proses sebagai pengambilan
keputusan,sedangkan sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang kompleks
dan bentuk dari berbagai komponen yang saling berkaitan.
Akuntansi adalah sistem
Manajemen,pengguna dan
personel sistem diperlukan dalam pengembangan sistem.umumnya kelompok perancang
atau tim proyek pengembangan sistem meliputi para pemakai, analis, dan wakil manajemen
untuk mengidentifikasikan kebutuhan pemakai sistem, mengembangkan
spesifikasi teknis dan mengimplementasikan sistem baru. Keterlibatan karyawan
perlu di lakukan secara terus menerus setelah sistem tersebut
diimplementasikan. Chusing (1990) mengemukakan bahwa keterlibatan pemakai perlu
dipertimbangkan bahakan pada saat perancangan sistem.
Filosofi
dari perancangan sistem berorientasi pada pemakai membantu untuk membentuk
perilaku dan pendekatan yang baik dalam pengembangan sistem dalam konteks
organisasional.
Disamping
itu,dukungan manajemen puncak merupakan suatu faktor penting yang menentukan
efektivitas penerimaan sistem informasi dalam organisasi,jackson (1986)
mengemukakan beberapa alasan mengapa keterlibatan menejemen puncak dalam
pengembangan sistem informasi merupakan hal yang penting,yaitu:
1. Pengembangan
sistem merupakan bagian perencanaan perusahaan
2. Manajemen
puncak merupakan fokus utama dalam proyek pengembangan sistem
3. Manajemen
puncak menjamin penekanan tujuan perusahaan dari pada teknis nya
4. Pemilihan
sistem yang akan dikembangkan didasarkan pada kemungkinan manfaat yang di
peroleh
5. Keterlibatan
manajemen puncak akan memberikan kegunaan dan pembuatan keputusan yang lebih
baik dalam pengembangan sistem.
Untuk
mengukur keterlibatan pemakai ini,
ives
dan olson (1984) mengemukakan enam tingkatan keterlibatan pemakai dalam
pengembangan sistem informasi,yaitu:
1. Tidak
ada keterlibatan (no-involvement)
2. Keterlibatan
simbolis (symbolic involvemen)
3. Keterlibatan
atas saran orang lain (involvement by
advice)
4. Keterlibatan
dengan pengendalian yang lemah (involvement
by weak control)
5. Keterlibatan
dengan melakukan (involvement by doing)
6. Keterlibatan
dengan pengendalian yang kuat (involvement
by stong control)
Akuntansi adalah
informasi
Akuntansi
juga dapat dipandang
sebagai suatu informasi,suatu fenomena menjadi menarik dengan adanya jargon
yang menyatakan bahwa menguasai
informasi berarti akan menguasai dunia dan siapa yang menguasai informasi akan
memenangkan persaingan. Penguasaan
informasi menjadi sangat dominan,
bahkan
informasi telah diakui sebagai salah satu sumber daya, oleh karena itu perusahaaan
harus berupaya untuk mengoptimalkan peran
informasi ini untuk mencapai tujuan.
Tahapan-tahapan
dalam pengembangan sistem tersebut seperti di utarakan oleh Bodnar dan Hopwood (1995) yang
terdiri atas:
1. Perencanaan
dan analisis sistem yang meliputi formulasi dan evaluasi solusi-solusi masalah
sistem dan
penekanannya pada tujuan
keseluruhan sistem.
2. Perencanaan
sistem, yaitu
proses menspesifikasikan
rincian solusi yang dipilih oleh proses analisis sistem.
3. Implementasi
sistem, yaitu
proses menempatkan rancangan prosedur-prosedur dan metode baru atau revisi ke
dalam operasi.
Perkembangan Sejarah
Akuntansi Keprilakuan
Riset
Akuntansi Keprilakuan merupakan bidang baru yang secara luas berhubungan dengan
perilaku individu,
kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang berhubungan dengan proses
informasi akuntansi dan audit.
Studi
terhadap perilaku
Akuntan atau perilaku non
akuntan
telah banyak dipengaruhi oleh fungsi meliputi masalah yang berhubungan
dengan :
1. Pembuatan
keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.
2. Pengaruh
dan fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran,
karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perlaku baik
karyawan, manajer, investor,maupun Wajib Pajak
3. Pengaruh
dari fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan peggunaan pertimbangan
dalam pembuatan keputusan.
Pada
bulan Juni 1951, Controllership
Foundation of America mensponsori suatu riset untuk menyelidiki dampak
anggaran terhadap manusia. Sejumlah penjelasan dan kesimpulan dari hasil riset
mengenai perangkap
keprilakuan pada anggaran dan pembuatan anggaran dalam banyak pemikiran masih
bersifat sementara, dan oleh karena itu masih perlu disempurnakan. Riset lain
yang dilakukan oleh Chris Argyris lebih berfokus pada hubungan antara manusia
dengan anggaran. Riset tersebut memperkenalkan permasalahan bidang serta dimensi
akuntansi keprilakuan bagi khalayak bisnis yang lebih luas. Selain
itu hasil riset dari Maslow, McGregor, dan Likert telah banyak mempertimbangkan
studi mengenai aplikasi ilmu pengetahuan keprilakuan dalam bisnis.
Paradigma
riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam disertasinya di
Carnegie Mellon University telah menggali pengaruh anggaran motivasional (motivational budget) dengan menggunakan suatu eksperimen
analog. Selanjutnya disusul oleh karya benston (1963) serta Chruchill dan Cooper
(1965) yang memfokuskan pada akuntansi manajerial dan pengaruh fungsi akuntansi
pada perilaku. Riset-riset ini berlanjut pada tahun 1970-an dengan satu
rangkaian studi oleh Mock (1969, 1973) Barefield (1972), Magee dan Dickhout
(1978), Benbasat dan Dexter (1979). Fokus dari studi-studi tersebut adalah pada
akuntansi manajerial, namun penekanannya mengalami pergeseran dari pengaruh
fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi oleh pembuat
keputusan.
Riset
yang dilakukan oleh Ashton (1974) dan Libby (1975) memfokuskan pada kinerja
dari pembuat keputusan. Khususnya Auditor, dan ditujukan pada kemampuan auditor
untuk mengombinasikan bagian-bagian informasi ke dalam suatu pertimbangan
menyeluruh yang meliputi konsistensi, konsensus, wawasan diri auditor, dan
penggunaan informasi tersebut.
Pentingnya
bidang baru dari riset ini membuat banyak kemajuan pada aplikasi teori dan
teknik eksperimental terhadap studi perilaku dalam konteks akuntansi. Hal ini
telah meningkatlan relevansi dari pengakuan masalah-masalah perilakudalam
bidang akuntansi secara umum dan audit secara khusus, yaitu dalam mempelajari
dan membuat pertimbangan secara kritis untuk meningkatkan efektivitas fungsi
audit.
Dyckman (1998) telah membuat gambaran perkembangan
yang menunjukkan secara kronologis beberapa kejadian utama yang menggambarkan
pertumbuhan pengaruh perilaku dalam bidang akuntansi setelah tahun 1960.
Pertumbuhan
studi akuntansi keprilakuan mulai muncul dan berkembang, terutama
diprakarsai oleh akademisi profesi akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari
diterbitkannya jurnal-jurnal akuntansi seperti journal of Accounting,
Organization , and Society (AOS) dan Research in Audit Program pada tahun 1976
oleh Peit Marwick.
Landasan
Teori dan Pendekatan Akuntansi Keprilakuan
Hudayati (2002) menjelaskan bahwa sebagai bagian dari
ilmu keprilakuan (behavioral science), teori-teori akuntansi keprilakuan
dikembangkan dari riset empiris atas perilaku manusia dalam organisasi.
Ø
Dari Pendekatan
Normatif ke Deskriptif
Seiring dengan perkembangan teknologi produksi,
permasalahan riset diperluas dengan diangkatnya topik mengenai penyusunan
anggaran, akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting), dan masalah
harga transfer (transfer pricing). Meskipun demikian, berbagai riset tersebut
masih bersifat normatif, yaitu hanya mengangkat permasalahan mengenai desain
pengendalian manajemen dengan berbagai model seperti arus kas yang didiskonto
(discounted cash flow), atau pemograman linear (linear programming) guna
membantu manajer membuat keputusan ekonomi yang oprimal, tanpa melibatkan
fackor-faktor lain yang mempengaruhi efektivitas desain oengendalian manajemen,
seperti perilaku manusia serta kondisi lingkungan organisasi.
Sejak Tahun 1950-an, tepatnya sejak C Argyris
menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset akuntansi manajemen
mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha untuk
menghubungkan desain system pengendalian manajemen suatu organisasi dengan
perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan
diharapkan lebih bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi oleh para
pelaku organisasi.
Ø
Dari pendekatan
Universal ke pendekatan Kontijensi
Riset akuntansi keprilakuan pada awalnya dirancang
dengan pendekatan universal (universalistic approach), seperti riset Argyris di
tahun 1952, Hpwood (1972), dan Otley (1978). Akan tetapi pendekatan ini
memiliki banyak kelemahan, sehingga muncul pendekatan lain yang selanjutnya
mendapat perhatian besar dalam bidang riset, yaitu pendekatan kontijensi
(contingency approach).
Pendekatan universal menyatakan bahwa suatu sistem
pengendalian bisa diterapkan dalam karakteristik perusahaan dan kondisi
lingkungan apa pun. Sedangkan Pendekatan kontijensi secara umum menyatakan
bahwa pembuatan dan penggunaan desain sistem pengendalian manajemen bergantung
pada karakteristik organisasi dan kondisi lingkungan dimana sistem tersebut
akan diterapkan.
Kompleksitas desain riset yang menggunakan pendekatan
kontijensi bisa dibagi dalam empat tingkatan. Pertama, desain riset yang
menguhubungkan satu variabel kontijensi dengan satu variabel sistem
pengendalian. Kedua, Desain riset yang menguji interaksi antara satu variabel
kontijensi dan satu variabel sistem pengendalian terhadap variabel dependen
tertentu (variable konsekuensi), seperti kinerja atau kepuasan kerja. Ketiga,
desain riset yang menguji interaksi antara satu variabel kontijensi dengan
lebih dari satu variabel sistem pengendalian manajemen terhadap variabel
konsekuensi. Keempat, desai riset yang memasukkan berbagai variabel kontijensi
untuk menentukan desain pengendalian yang optimal.
Aspek-aspek
penting dalam akuntansi keprilakuan
Menurut Schiff dan Lewin (1974) ada lima aspek dalam akuntansi
keprilakuan, yaitu:
1.
Teori perusahaan
dan keprilakuan manajerial
2.
Penganggaran dan
perencanaan
3.
Pengambilan
keputusan
4.
Pengendalian,
dan
5.
Pelaporan
keuangan
Penjelasan:
1.
Teori Perusahaan
dan Keprilakuan Manajerial
Teori
organisasi modern mempunyai perhatian dalam menjelaskan perilaku komponen
entitas perusahaan sebagai dasar untuk memahami tindakan dan motif-motif
mereka. Teori organisasi modern memandang adanya interaksi antarelemen
organisasi untuk mendukung tujuan organisasi. Perusahaan adalah sebuah entitas
yang lengkap. Secara spesifik, teori organisasi modern berkonsentrasi pada
perilaku pengarahan tujuan perusahaan, motivasi dan karakteristik penyelesaian
masalah.
2.
Penganggaran dan
Perencanaan
Fokus
dari area ini adalah formulasi tujuan organisasi dan interaksi perilaku
individu. Beberapa dimensi penting dalam area ini adalah proses partisipasi
anggaran, level kesulitan dalam pencapaian tujuan, level aspirasi, dan adanya
konflik antara tujuan individual dengan tujuan organisasi. Keselarasan antara
tujuan individu dengan tujuan organisasi menjadi kerangka manajerial mengembangkan
organisasi. Dua isu penting dalam bidang penganggaran dan perencanaan adalah organizational slck dan budgetary slack.
3.
Pengambilan
keputusan
Fokus
dalam bidang ini adalah teori-teori dan model-model tentang pengambilan
keputusan. Ada teori normative, paradox, dan model deskriptifdalam pengambilan
keputusan. Teori normative adalah bagaimana seharusnya orang mengambil
keputusan. Paradoks adalah sesuatu bertentangan dengan teori normatuf,
sedangkan model deskriptif menjelaskan apa yang terjadi ketika orang mengambil
keputusan berdasarkan fakta-fakta empiris yang ada. Apa informasi (subject matter) yang digunakan untuk
pengambilan keputusan informasi yang digunakan tetaplah informasi akuntansi.
4.
Pengendalian
Aspek
pengendalian sangat penting dalam
organisasi perusahaan. Semakin besar perusahaan, memerlukan tindakan
pengendalian yang semakin intensif. Pengendalian selalu dihubungkan dengan
pengukuran kinerja dan adaptasi individu terhadap pengendalian. Dimensi penting
dalam pengendalian adalah struktur organisasi, pengengalian internal,
desentralisai-sentralisasi dan hubungan antara dan antar hirearki administrasi.
Perkembangan terbaru dalam pengendalian internal adalah diakuinya lingkunagn
pengendalian sebagai salah satu kunci dalam mengendalikan operasional
perusahaan.
5.
Pelaporan
keuangan
Aspek
keprilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi perataan laba dan keandalan
informasi akuntansi dan relevansi informasi akuntansi bagi investor. Perataan
laba adalah bagian dari manajemen laba yang disebabkan oleh pihak manajemen
mempunyai informasi privat untuk kepentiangan dirinya. Manajemen laba intinya
adalah masalah keprilakuan, yaitu perilaku manajemen yang mementingkan dirinya
sendiri dalam suatu pola keagenan. Ruang lingkup manajemen laba termasuk
didalamnya aslah pemilihan metode akuntansi, estimasi, klasifikasi, dan format
yang digunakan dalam pengungkapan yang bersifat wajib. Yang perlu diperhatikan
disini adalah antara format/bentuk sama pentingnya dengan isi yang
disajikan/yang dilaporkan. Orang bias terpengaruh dengan perbedaan format,
padahal memiliki isi yang sama.
메리트카지노 메리트카지노 betway login betway login クイーンカジノ クイーンカジノ カジノ シークレット カジノ シークレット 바카라사이트 바카라사이트 bk8 bk8 코인카지노 코인카지노 1xbet korean 1xbet korean sbobet ทางเข้า sbobet ทางเข้า 123
BalasHapus