WeLcome to my Blog

Senin, 18 Juni 2012

Pengantar Akuntansi Keperilakuan


PENGANTAR AKUNTANSI KEPRILAKUAN

Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis ekonomi,namun pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek keprilakuan dari pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek keprilakuan manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi,akhirnya akuntansi bukanlah suatu yang statis,tetapi akan selalu berkembang sepanjang waktu seiring dengan perkembangan lingkungan akuntansi, agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya. (khomsiyah dan indriantoro,2000).
Pihak pelaksana /penyusun informasi akuntansi adalah seseorang atau kumpulan orang yang mengoperasikan sisitem informasi akuntansi dari awal sampai terwujudnya laporan keuangan.pengertian ini menjelaskan bahwa pelaksana/penyusun informasi kegiatan atau operasi harian organisasi.,dikatakan penting sebab hasil informasi akuntansi dari awal sampai terwujudnya laporan keuangan.pengertian ini menjelaskan bahwa pelaksana/penyusun informasi kegiatan atau operasi harian organisasi.,dikatakan penting sebab hasil kerja mreka dapat memberikan manfaat bagi kemajuan organisasi dalam bentukpeningkatan motivasi kerja yang dapat diwujudkan dengan penetapan ukuran-ukuran kerja ini dapat di hasilkan melalui sistem akuntansi.
Di sisi lain pihak pemakai laporan keuangan dapat di bagi menjadi dua kelompok yaitu pemakai internal (internal users) dan pemakai eksternal (exsternal users). Sebagaimana di bahas sebelumnya,pemakaian laporan keuangan oleh pihak internal di maksud akan untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja sedangkan pihak eksternal sama seperti pihak internal, tetapi mereka lebih berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam organisasi tersebut.pihak eksternal juga perlu didiskusikan sebab mereka juga memiliki suatu rangkaian perilaku yang dpat mempengaruhi tindakan pengambilan keputusan organisasi.
Sejak tahun 1950-an beberapa riset akuntansi mulai mencoba menghubungkan akuntansi dengan aspek perilaku yang di mulai oleh Argrys pada tahun 1952, selain itu, Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keprilakuan dalam lima aliran (school),yaitu:pengendalian manajemen (management control),pemrosesan informasi akuntansi (accounting information processing) desain sistem informasi (information system design) riset audit (audit research) dan sosilogi organisasional (organizational sociology).
Penelitian-penelitian di bidang akuntansi keprilakuan merupakan aplikasi dari ilmu keprilakuan dengan menggunakan berbagai metode di antaranya adalah eksperimental, studi lapangan dan teknik-teknik korelasional. Hasil-hasil penelitian ini menyediakan suatu pemahaman yang lebih luas dalam memberikan penjelasan dan pemecahan atas praktik-praktik keprilakuan.
Penelitian adalah jembatan antara teori dan praktik. Ada teori-teori keprilakuan, kemudian dihubungkan dengan praktik-praktik yang terjadi di akuntansi melalui penelitian, maka upaya menjembatani itu terjadi. Teori yang sudah terkonfirmasi, bias menjadi panduan untuk menjelaskan fenomena dunia nyata. Hasil penelitian juga dapat digunakan untuk memperbaiki praktik-praktik akuntansi.
Informasi akuntansi dirancang untuk berfungsi sebagai suatu dasar bagi pengambilan banyak keputusan penting di dalam maupun di luar perusahaan. Sistem informasi dimanfaatkan untuk membantu dalam proses perencanaan,pengoordinasian dan penegendalian yang kompleks, serta aktivitas yang saling berhubungan untuk memotivasi orang-orang pada semua tingkatan di dalam perusahaan, peningkatan ekonomi yang kontinu dan berkelanjutan dari suatu organisasi digunakan sebagai dasar untuk memilih informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan.
Akuntansi keprilakuan sebenarnya metupakan bagian dari ilmu akuntansi yang perkembangannya semakin meningkat dalam 25 tahun belakangan ini. Hal ini di tandai dengan lahirnya sejumlah jurnal dan artikel yang berkenaan dengan keprilakuan (behavioral), awal nya perkembangan riset akuntansi keprilakuan menekankan pada aspek akuntansi manajemen khususnya penganggaran (budgeting), namun domain dalam hal ini terus berkembang dan bergeser ke arah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit.
Banyaknya volume riset atas akuntansi keprilakuan dan meningkatnya sifat spesialisasi riset, serta tinjauan studi secara periodik, akan memberikan manfaat untuk beberapa tujuan berikut ini :
1.      Memberikan gambaran state of the art terhadap minat khusus dalam bidang baru yang ingin diperkenalkan.
2.      Membantu dalam mengidentifikasikan kesenjangan riset.
3.      Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui sub bidang akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen, dan perpajakan, sehingga para peneliti dapat mempelajarinya melalui sub bidang lain.
Akuntansi keprilakuan menggunakan metedologi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka. Secara lebih terperinci ruang lingkup akuntansi keprilakuan meliputi:
1.      Mempelajari pengaruh  antara perilaku manusia terhadap konstruksi, bangunan dan penggunaan system informasi akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan dan organisai, yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan desain organisasi; apakah desain system pengendalian akuntansi bias diterapkan secara universal atau tidak.
2.      Mempelajari pengaruh system informasi akuntansi terhadap perilaku manusia, yang berarti bagaimana system akuntansi mempengaruhi kinerja, motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan, keputusan kerja dan kerja sama.
3.      Metode untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku manusi dan strategi untuk mengubahnya, yang berarti bagaiman system akuntansi dapat dipergunakan untuk mempengaruhi perilaku, dan bagaiman mengatasi resistensi itu. Di sini muncul istilah freezing (membekukan) dan unfreezing (mencairkan). ContoHnya perubahan sistem. Perubahan sistem bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi perlu upaya untuk sampai pada aplikasi sistem itu sendiri karena bisa jadi ada resistensi di situ.
Manfaat utama dari bidang baru ini adalah menyediakan informasi bisnis yang memungkinkan para CEO,CFO,dan perencana strategis lainnya untuk mengukur dan mempengaruhi variabel-variabel yang secara konvensional tidak dapat diukur tetapi sangat menentukan bisnis mereka.

Akuntansi konvensional
Menurut Siegel dan Marconi (1989),mendefinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
Sedangkan Accounting Principles Board (APB) system statement No.4 mendefenisikan sbb:
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif,terutama yang bersifat keuangan,mengenai suatu entitas ekonomi yang dimaksudakan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi,sebagai dasar dalam memilih di antara beberapa alternatif.”
 Terlepas dari sesuai tidaknya definisi-definisi diatas (masih banyak ditemukan berbagai kelemahan di dalam definisi di atas ,ishak, 1999), perspektif yang lebih luas ditawarkan oleh american Accounting Association (AAA) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu proses pengidentifikasian,pengukuran dan pengomunikasian informasi ekonomi untuk memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi olh pemakai informasi dan yang terkini.  Akuntansi didefenisikan dengan acuan pada konsep informasi kuantitatif yaitu akuntansi adalah aktivitas jasa” fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai entitas ekonomi yang diperkirakan bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan-keputusan ekonomi,yaitu dalam menentukan pilihan di antara alternatif-alternatif yang ada, baik dalam konteks program kerja maupun dalam tindakan.
Pemakai internal dari informasi akuntansi adalah organisasi yang memiliki garis dan staf personil, yang memandang laporan akuntansi sebagai landasan yang melibatkan pendanaan,penginvestasikan, dan pengambilan keputusan operasional. Pemakai eksternal meliputi sejumlah kelompok pemegang saham, kreditor, serikat buruh, analis keuangan,dan para agen pemerintah.dengan demikan, informai keuangan melaui laporan keuangan sebagai hasil dari sitem informasi keuangan memiliki tujuan yang beberapa diantaranya adalah:
1.       Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan dan pemberian kredit.
2.      Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan menunjukan sumber-sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal dari kekayaan tersebut.
3.      Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan yang dapat menunjukan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.
4.      Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utangnya.
5.      Menyediakan informasi keuanagan yang dapat menunjukan sumber-sumber pendanaan perusahaan.
6.      Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan arus kas masuk kedalam perusahaan.
Akuntansi sebagai suatu sistem informasi
Akuntansi menjadi yang terdepan dan berperan penting dalam menjalankan ekonomi dan sistem sosial kita.seperti dalam pembahasan sebelum nya tujuan utama akuntansi aadalah melahirkan informasi keuangan melalui proses sebagai pengambilan keputusan,sedangkan sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang kompleks dan bentuk dari berbagai komponen yang saling berkaitan.
Akuntansi adalah sistem
Manajemen,pengguna dan personel sistem diperlukan dalam pengembangan sistem.umumnya kelompok perancang atau tim proyek pengembangan sistem meliputi para pemakai, analis, dan wakil manajemen untuk mengidentifikasikan kebutuhan pemakai sistem, mengembangkan spesifikasi teknis dan mengimplementasikan sistem baru. Keterlibatan karyawan perlu di lakukan secara terus menerus setelah sistem tersebut diimplementasikan. Chusing (1990) mengemukakan bahwa keterlibatan pemakai perlu dipertimbangkan bahakan pada saat perancangan sistem.
Filosofi dari perancangan sistem berorientasi pada pemakai membantu untuk membentuk perilaku dan pendekatan yang baik dalam pengembangan sistem dalam konteks organisasional.
Disamping itu,dukungan manajemen puncak merupakan suatu faktor penting yang menentukan efektivitas penerimaan sistem informasi dalam organisasi,jackson (1986) mengemukakan beberapa alasan mengapa keterlibatan menejemen puncak dalam pengembangan sistem informasi merupakan hal yang penting,yaitu:

1.      Pengembangan sistem merupakan bagian perencanaan perusahaan
2.      Manajemen puncak merupakan fokus utama dalam proyek pengembangan sistem
3.      Manajemen puncak menjamin penekanan tujuan perusahaan dari pada teknis nya
4.      Pemilihan sistem yang akan dikembangkan didasarkan pada kemungkinan manfaat yang di peroleh
5.      Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan kegunaan dan pembuatan keputusan yang lebih baik dalam pengembangan sistem.
Untuk mengukur keterlibatan pemakai ini, ives dan olson (1984) mengemukakan enam tingkatan keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi,yaitu:
1.      Tidak ada keterlibatan (no-involvement)
2.      Keterlibatan simbolis (symbolic involvemen)
3.      Keterlibatan atas saran orang lain (involvement by advice)
4.      Keterlibatan dengan pengendalian yang lemah (involvement by weak control)
5.      Keterlibatan dengan melakukan (involvement by doing)
6.      Keterlibatan dengan pengendalian yang kuat (involvement by stong control)
Akuntansi adalah informasi
Akuntansi juga dapat dipandang sebagai suatu informasi,suatu fenomena menjadi menarik dengan adanya jargon yang menyatakan bahwa menguasai informasi berarti akan menguasai dunia dan siapa yang menguasai informasi akan memenangkan persaingan. Penguasaan informasi menjadi sangat dominan, bahkan informasi telah diakui sebagai salah satu sumber daya, oleh karena itu perusahaaan harus berupaya untuk mengoptimalkan peran informasi ini untuk mencapai tujuan.
Tahapan-tahapan dalam pengembangan sistem tersebut seperti di utarakan oleh Bodnar dan Hopwood (1995) yang terdiri atas:
1.      Perencanaan dan analisis sistem yang meliputi formulasi dan evaluasi solusi-solusi masalah sistem dan penekanannya pada tujuan keseluruhan sistem.
2.      Perencanaan sistem, yaitu proses menspesifikasikan rincian solusi yang dipilih oleh proses analisis sistem.
3.      Implementasi sistem, yaitu proses menempatkan rancangan prosedur-prosedur dan metode baru atau revisi ke dalam operasi.
Perkembangan Sejarah Akuntansi Keprilakuan
Riset Akuntansi Keprilakuan merupakan bidang baru yang secara luas berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit.
Studi terhadap perilaku Akuntan atau perilaku non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh fungsi meliputi masalah yang berhubungan dengan :
1.      Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.
2.      Pengaruh dan fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran, karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perlaku baik karyawan, manajer, investor,maupun Wajib Pajak
3.      Pengaruh dari fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan peggunaan pertimbangan dalam pembuatan keputusan.

Pada bulan Juni 1951, Controllership Foundation of America mensponsori suatu riset untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Sejumlah penjelasan dan kesimpulan dari hasil riset mengenai perangkap keprilakuan pada anggaran dan pembuatan anggaran dalam banyak pemikiran masih bersifat sementara, dan oleh karena itu masih perlu disempurnakan. Riset lain yang dilakukan oleh Chris Argyris lebih berfokus pada hubungan antara manusia dengan anggaran. Riset tersebut memperkenalkan permasalahan bidang serta dimensi akuntansi keprilakuan bagi khalayak bisnis yang lebih luas. Selain itu hasil riset dari Maslow, McGregor, dan Likert telah banyak mempertimbangkan studi mengenai aplikasi ilmu pengetahuan keprilakuan dalam bisnis.
Paradigma riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam disertasinya di Carnegie Mellon University telah menggali pengaruh anggaran motivasional (motivational budget) dengan menggunakan suatu eksperimen analog. Selanjutnya disusul oleh karya benston (1963) serta Chruchill dan Cooper (1965) yang memfokuskan pada akuntansi manajerial dan pengaruh fungsi akuntansi pada perilaku. Riset-riset ini berlanjut pada tahun 1970-an dengan satu rangkaian studi oleh Mock (1969, 1973) Barefield (1972), Magee dan Dickhout (1978), Benbasat dan Dexter (1979). Fokus dari studi-studi tersebut adalah pada akuntansi manajerial, namun penekanannya mengalami pergeseran dari pengaruh fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi oleh pembuat keputusan.
Riset yang dilakukan oleh Ashton (1974) dan Libby (1975) memfokuskan pada kinerja dari pembuat keputusan. Khususnya Auditor, dan ditujukan pada kemampuan auditor untuk mengombinasikan bagian-bagian informasi ke dalam suatu pertimbangan menyeluruh yang meliputi konsistensi, konsensus, wawasan diri auditor, dan penggunaan informasi tersebut.
Pentingnya bidang baru dari riset ini membuat banyak kemajuan pada aplikasi teori dan teknik eksperimental terhadap studi perilaku dalam konteks akuntansi. Hal ini telah meningkatlan relevansi dari pengakuan masalah-masalah perilakudalam bidang akuntansi secara umum dan audit secara khusus, yaitu dalam mempelajari dan membuat pertimbangan secara kritis untuk meningkatkan efektivitas fungsi audit.
Dyckman (1998) telah membuat gambaran perkembangan yang menunjukkan secara kronologis beberapa kejadian utama yang menggambarkan pertumbuhan pengaruh perilaku dalam bidang akuntansi setelah tahun 1960.
Pertumbuhan  studi akuntansi keprilakuan mulai muncul dan berkembang, terutama diprakarsai oleh akademisi profesi akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari diterbitkannya jurnal-jurnal akuntansi seperti journal of Accounting, Organization , and Society (AOS) dan Research in Audit Program pada tahun 1976 oleh Peit Marwick.
Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keprilakuan
Hudayati (2002) menjelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu keprilakuan (behavioral science), teori-teori akuntansi keprilakuan dikembangkan dari riset empiris atas perilaku manusia dalam organisasi.
Ø    Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif
Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset diperluas dengan diangkatnya topik mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting), dan masalah harga transfer (transfer pricing). Meskipun demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat normatif, yaitu hanya mengangkat permasalahan mengenai desain pengendalian manajemen dengan berbagai model seperti arus kas yang didiskonto (discounted cash flow), atau pemograman linear (linear programming) guna membantu manajer membuat keputusan ekonomi yang oprimal, tanpa melibatkan fackor-faktor lain yang mempengaruhi efektivitas desain oengendalian manajemen, seperti perilaku manusia serta kondisi lingkungan organisasi.
Sejak Tahun 1950-an, tepatnya sejak C Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha untuk menghubungkan desain system pengendalian manajemen suatu organisasi dengan perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan diharapkan lebih bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi oleh para pelaku organisasi.
Ø    Dari pendekatan Universal ke pendekatan Kontijensi
Riset akuntansi keprilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal (universalistic approach), seperti riset Argyris di tahun 1952, Hpwood (1972), dan Otley (1978). Akan tetapi pendekatan ini memiliki banyak kelemahan, sehingga muncul pendekatan lain yang selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidang riset, yaitu pendekatan kontijensi (contingency approach).
Pendekatan universal menyatakan bahwa suatu sistem pengendalian bisa diterapkan dalam karakteristik perusahaan dan kondisi lingkungan apa pun. Sedangkan Pendekatan kontijensi secara umum menyatakan bahwa pembuatan dan penggunaan desain sistem pengendalian manajemen bergantung pada karakteristik organisasi dan kondisi lingkungan dimana sistem tersebut akan diterapkan.
Kompleksitas desain riset yang menggunakan pendekatan kontijensi bisa dibagi dalam empat tingkatan. Pertama, desain riset yang menguhubungkan satu variabel kontijensi dengan satu variabel sistem pengendalian. Kedua, Desain riset yang menguji interaksi antara satu variabel kontijensi dan satu variabel sistem pengendalian terhadap variabel dependen tertentu (variable konsekuensi), seperti kinerja atau kepuasan kerja. Ketiga, desain riset yang menguji interaksi antara satu variabel kontijensi dengan lebih dari satu variabel sistem pengendalian manajemen terhadap variabel konsekuensi. Keempat, desai riset yang memasukkan berbagai variabel kontijensi untuk menentukan desain pengendalian yang optimal.


Aspek-aspek penting dalam akuntansi keprilakuan
Menurut Schiff dan Lewin (1974) ada lima aspek dalam akuntansi keprilakuan, yaitu:
1.      Teori perusahaan dan keprilakuan manajerial
2.      Penganggaran dan perencanaan
3.      Pengambilan keputusan
4.      Pengendalian, dan
5.      Pelaporan keuangan
Penjelasan:
1.      Teori Perusahaan dan Keprilakuan Manajerial
Teori organisasi modern mempunyai perhatian dalam menjelaskan perilaku komponen entitas perusahaan sebagai dasar untuk memahami tindakan dan motif-motif mereka. Teori organisasi modern memandang adanya interaksi antarelemen organisasi untuk mendukung tujuan organisasi. Perusahaan adalah sebuah entitas yang lengkap. Secara spesifik, teori organisasi modern berkonsentrasi pada perilaku pengarahan tujuan perusahaan, motivasi dan karakteristik penyelesaian masalah.
2.      Penganggaran dan Perencanaan
Fokus dari area ini adalah formulasi tujuan organisasi dan interaksi perilaku individu. Beberapa dimensi penting dalam area ini adalah proses partisipasi anggaran, level kesulitan dalam pencapaian tujuan, level aspirasi, dan adanya konflik antara tujuan individual dengan tujuan organisasi. Keselarasan antara tujuan individu dengan tujuan organisasi menjadi kerangka manajerial mengembangkan organisasi. Dua isu penting dalam bidang penganggaran dan perencanaan adalah organizational slck dan budgetary slack.
3.      Pengambilan keputusan
Fokus dalam bidang ini adalah teori-teori dan model-model tentang pengambilan keputusan. Ada teori normative, paradox, dan model deskriptifdalam pengambilan keputusan. Teori normative adalah bagaimana seharusnya orang mengambil keputusan. Paradoks adalah sesuatu bertentangan dengan teori normatuf, sedangkan model deskriptif menjelaskan apa yang terjadi ketika orang mengambil keputusan berdasarkan fakta-fakta empiris yang ada. Apa informasi (subject matter) yang digunakan untuk pengambilan keputusan informasi yang digunakan tetaplah informasi akuntansi.
4.      Pengendalian
Aspek pengendalian  sangat penting dalam organisasi perusahaan. Semakin besar perusahaan, memerlukan tindakan pengendalian yang semakin intensif. Pengendalian selalu dihubungkan dengan pengukuran kinerja dan adaptasi individu terhadap pengendalian. Dimensi penting dalam pengendalian adalah struktur organisasi, pengengalian internal, desentralisai-sentralisasi dan hubungan antara dan antar hirearki administrasi. Perkembangan terbaru dalam pengendalian internal adalah diakuinya lingkunagn pengendalian sebagai salah satu kunci dalam mengendalikan operasional perusahaan.
5.      Pelaporan keuangan
Aspek keprilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi perataan laba dan keandalan informasi akuntansi dan relevansi informasi akuntansi bagi investor. Perataan laba adalah bagian dari manajemen laba yang disebabkan oleh pihak manajemen mempunyai informasi privat untuk kepentiangan dirinya. Manajemen laba intinya adalah masalah keprilakuan, yaitu perilaku manajemen yang mementingkan dirinya sendiri dalam suatu pola keagenan. Ruang lingkup manajemen laba termasuk didalamnya aslah pemilihan metode akuntansi, estimasi, klasifikasi, dan format yang digunakan dalam pengungkapan yang bersifat wajib. Yang perlu diperhatikan disini adalah antara format/bentuk sama pentingnya dengan isi yang disajikan/yang dilaporkan. Orang bias terpengaruh dengan perbedaan format, padahal memiliki isi yang sama.

1 komentar:

  1. 메리트카지노 메리트카지노 betway login betway login クイーンカジノ クイーンカジノ カジノ シークレット カジノ シークレット 바카라사이트 바카라사이트 bk8 bk8 코인카지노 코인카지노 1xbet korean 1xbet korean sbobet ทางเข้า sbobet ทางเข้า 123

    BalasHapus